Minggu, 19 Juli 2009

R Nugraha Kusjanuarta, seorang sahabat

Tanggal 12 Desember 2008 adalah kali pertama aku melihatnya. Saat itu,aku dan bu Hotma sedang jalan menyusuri koridor SD menuju ke asrama putri SKM, setelah jalan-jalan pagi. Aku tahu namanya Nugraha, dari bu Hotma. Aku ingat dia menggunakan kemeja batik kuning. Hotma menceritakan bahwa Nug adalah mahasiswa praktek setahun. Sebelum kebaktian natal itu aku tidak melihatnya, karena ia tidak ikut doa pagi bersama siswa. (imagine: setahuku, mahasiswa praktek dari STT wajib mengikuti semua kegiatan kerohanian di tempat dimana ia melayani. Why, he is not pray with student???) Setelah kebaktian Natal, aku diajak Desi dan Mira sama sama kenalan dengannya. Abis, kita gak ada kerjaan sihhh...Dia menggulung kabel LCD, dan laptop sambil mengobrol dengan Desi & Mira. Aku cuma jadi observer... karena, aku lebih senang dengan Bu Hotma yang bukan mahasiswa teologi, tapi mau ikutan acara doa pagi bareng siswa dibanding yahhh...
Berjalannya waktu, karena Mira dan Desi dekat dengan Nug, aku yang selalu mengekor Mira dan Desi pun terbawa berteman dengannya. Kesan pertama masih sama, manja... Mira selalu mengerjakan bagian Nug.. seperti cuci piring. Aku sebal sekali dengan Nug. Sekalipun aku tidak pernah mengatakannya.
Perlahan-lahan aku mulai melihat sisi lain dari Nug, Mira memberiku banyak view tentang Nug. Ia mengatakan beberapa hal yang membuatku mampu membuat komentar positif tentang Nug, pada malam natal, 24 Desember. Saat aku mengobrol dengannya di jalan saat kami mengunjungi rumah2 jemaat pada tanggal 25 Desember, pandanganku mulai berubah.
Aku merasa, aku hanya melihat kulit luar saja dari diri Nug. Aku belajar menemukan lebih banyak lagi hal positif, tapi ujung-ujungnya tetap saja aku masih melihat sisi manja Nug...
Saat sekolah akan mulai kembali, tanggal 4 Januari 2009, aku main2 jadian sama Nug... Ini main-main lhooo... aku tidak mengenalnya... aku belum mengenal Nug... aku hanya bercanda didepan Mira.
Waktu itu, aku bahkan tidak kesal Nugroho terus dekat dengan Mira. Sayangnya, hal ini keliru ditanggapi guru-guru SKM, bagaimanapun akhirnya aku nyeplos bahwa Nugroho kan pacarku... (pacar-pacaran maksudnya) untuk melindungi Mira. Siapa mengira itu menjadi titik balik hubunganku dengan Nugroho. Dari semula aku tidak peduli padanya selain memandangnya anak manja,... sekarang aku mulai melihatnya. Karena Nug bilang, dia serius... Anak kecil manja itu ternyata serius???
wait..wait... usiaku, 8,5 tahun lebih tua darinya. Aku menghindari Nug seperti penyakit. Aku tidak makan malam, aku memutar jika melihat Nug akan berpapasan denganku...
Sampai hari itu, 28 Januari 2009... Aku sedang menghindari Nugroho, pusing dengan Desi yang banyak keluhan dan Mira yang dingin padaku... aku mencoba mencari hiburan dengan duduk di sofa menonton TV... Dan... mereka semua menggodaku. Maksudku, penghuni asramaku. Bu Lisa, Bu Ros, Mira, Angie, entah siapa lagi aku tidak mengingatnya. Aku menjadi sangat marah... dan kehilangan kendali. Tidakkah mereka berpikir, Nug lebih muda 8,5 tahun, dan aku akan lebih baik, tanpa harus memikirkan cinta selain cintaku pada TUHAN???Aku meledak, berlari keluar asrama, dan aku mendapatkan pelarianku pada bu Ester... malam itu semua samar2.
Seiring dengan semua itu, aku menemukan Nug yang semakin dewasa. Aku melihat perkembangan keakrabannya dengan siswa, yang tadinya dia cuek. Aku melihat ia bertanggung jawab dengan tugas2nya sebagai guru. Keakrabannya dengan siswa yang membuatku makin dekat dengan Nug. Aku dekat dengan siswi, dia dengan siswa. Curahan hati siswa dan siswi itu, jelas tidak mungkin diekspos... sebab itu, ini menjadi rahasia kami berdua, yang makin mengeratkan hubunganku dengan Nug. Aku mulai melihat, penampilannya saat MC, yang selalu kulihat tidak natural sebagai sesuatu yang bisa kuterima... karena yah.. dia bukan perfect man lah...
Hal yang paling aku kagumi adalah kemampuannya mengendalikan diri bahkan ketika menghadapi orang-orang yang sangat menjengkelkan di SKM. Sejauh ini, menurutku, ia mampu menjadi penyeimbang bagiku. Saat aku lepas kontrol, ia bisa menenangkan. Bahkan ketika aku dekat dengan bu Elfida yang Nugroho sangat tidak sukai, ia tidak berkomentar apapun. Ia tidak mengomentari kedekatanku dengan bu Lisa, yang dia tahu bermuka dua. Nugroho membiarkan aku mengalami semua hal yang aku perlu alami untuk mengenal pribadi orang lain. Nugroho sopan padaku. Ia berkata lembut padaku, walaupun aku masih suka menggodanya..." turunkan nadamu..." Ia menjaga aku waktu aku sakit. Kata dokter Susana Mandagi, mukanya pucat sekali waktu mengantarku, saat aku panas tinggi. Benarkah???Nugroho mengasihiku, bahkan disaat2 aku sulit dikasihi. Saat aku marah2 ga jelas, saat aku sedih dan kelihatan jelllleeeeekkk sekali, saat aku depresi,...Akhirnya... hatiku mencair.
Perlu 100 hari lebih mencairkan hati... Maria Margaretha.
Apa yang terjadi, untuk hari2 di depan aku tidak tahu,... yang aku tahu, aku ingin menyerahkan persahabatanku dengan Nugroho kedalam tangan TUHAN. IA yang mempertemukan kami, didalam keganasan kehidupan SKM, IA juga akan menjalin masa depan kami... jika itu rencanaNYA. Jika tidak??? JADILAH KEHENDAKMU TUHAN ... Dalam hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...