Tampilkan postingan dengan label Heboh Kompasiana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Heboh Kompasiana. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 September 2015

Penulis Pornografi di Kompasiana dan Gayus Tambunan

Kehebohan terkait kopdar dua penulis kompasiana dengan sosok ketiga yang disebut Gayus Tambunan kini mencapai puncaknya. Beberapa televisi menayangkan tulisan mas Baskoro di FB. Namun sebenarnya, pada Maret 2015 lalu, jejaring saya di kompasiana sempat memberikan beberapa link terkait dugaan bahwa ada penulis kompasiana yang merupakan koruptor.
Saat mendengar dugaan tersebut, sempat saya mencoba menanyakan pada admin apa tanggapan mereka. Namun pertanyaan saya tidak diindahkan. Akhirnya saya membuat sebuah tulisan terbuka mempertanyakan Admin, benarkah tuduhan tersebut di sini.http://www.kompasiana.com/apfiamariamargaretha.blogspot.com/the-watcher-dan-komentarnya_552b2fb1f17e61cf79d623f6
Namun tetap tidak ada tanggapan. Kemudian sayapun melupakannya.


Hari Sabtu, tiba-tiba saya dicolek beberapa penulis kompasiana dan diberi link beberapa tulisan. Terkejut saya membacanya. Kebetulan saya adalah orang yang tidak update sehingga saya tidak tahu seperti apa sebenarnya si Gayus wajahnya.

Namun saya menyempatkan diri menghubungi petinggi kompasiana melalui jalur privat di inbox FB. Saya juga menyertakan pertanyaan yang didasarkan pernyataan beberapa penulis kompasiana bahwa keributan diset untuk membuat ramai ajang tahunan kompasiana.

Eh malah sang petinggi jadi sensi.

Ya sudahlah.

Mengenai si penulis pornografi ini, sejak dua tahun yang lalu sudah banyak yang mengincarnya. Saya sendiri baru mulai menyadari ke mesuman tulisan-tulisannya Februari 2014. Saya memutuskan menjauh sejak terjadi keributan yang diawali dengan tulisan yang melecehkan korban pelecehan Sitok. Beberapa kali saya berdiskusi dengan beberapa teman, menebak-nebak identitas si penulis pornografi.
Seseorang menyebut dia adalah Arswendo. Teman menyebut, tidak mungkin. Saya kenal Arswendo dan Arswendo kenal saya. Bukan gaya Arswendo katanya.

Akhirnya menggantung sampai Maret 2015 itu.

Admin kompasiana memang sebagian besar menyukai penulis pornografi ini. Terbukti walaupun melecehkan beberapa kompasianers yang tidak menyukainya, beliau selalu lolos dari penghapusan tulisan. Seorang admin kompasiana bahkan pernah menasehati saya agar berbaik baik dengan penulis pornografi ini.

Saya cuma bisa menelan ludah karena ngga mau muntah. Saat itu kami sedang makan malam di Bandung dalam acara nangkring bareng Tanoto Foundation. Admin ini menyebutkan bahwa penulis pornografi ini orangnya santun. Kalau tulisannya dihapus minta maaf, dan seterusnya.

Sejak itu saya give up.

Saya mulai berlatih menulis di blog pribadi saya, walau kadang masih menulis di kompasiana.

Jati diri si penulis pornografi ini memang selalu berubah-ubah.

Ia sempat menyebutkan dirinya berdomisili di Mebourne dan berprofesi akuntan atau auditor kalau tidak keliru. Anehnya, saat ini ia menjadi pengacara Gayus Tambunan berdasar klarifikasi terakhirnya. Tulisan terakhir si penulis pornografi menyebut dirinya berada di Melbourne lagi. Tulisan di posting jam 21 malam kemarin 21 September.

Analisa saya akhirnya adalah memang si penulis pornografi adalah Gayus Tambunan.
Mengapa? Sebab buat seorang Gayus sudah jelas ia bisa mendapatkan akses alat elektronik dan kalau dalam kesepiannya ia membuat tulisan mesum, tidak akan ada yang dipertaruhkan. Toh dia sudah dalam penjara. Apalagi? Pengen bercinta susah. Yah setidaknya di dunia maya dia punya pengagum fanatik (termasuk sebagian admin kompasiana)

Analisa dan analisa dan analisa.
Saya berharap dua ibu-ibu cantik yang berfoto dengan Gayus bisa dijemput dan memberi keterangan pada pihak berwenang. Bagaimanapun, merekalah kuncinya.
Tanyakan saja pada admin kompasiana data diri mereka.
Pastilah ada.
Salam dari Jambi,


Maria Margaretha

Senin, 21 September 2015

Tulisan Asli Tomy Unyu di Kompasiana, Catatan saya


Ketika Dua Celeb Kompasiana Terpesona Kepada Koruptor

Published: 19.09.15 10:43:26
Updated: 19.09.15 15:12:03
Hits : 2,249
Komentar :
Rating : 30
Masih ingat kasus Fadli Zon dan Setya Novanto yang terlihat berfoto sumringah bersama Donald Trumph?. Ekspresi wajahnya tak beda dengan ABG yang sangat excited bisa ketemu dengan artis idola.
Soekarno dengan tegas mengatakan "Go to hell with your aid America", sikap FZ dan SN justru seperti penjilat di depan DT dengan alasan untuk mengajak DT berinvestasi di Indonesia.
Seharusnya FZ dan SN mencontoh Soekarno, "Go to hell with your investment, mr Trumph". Apalagi mereka selalu gembar gembor anti kapitalis Amerika.
Tidak berbeda dengan FZ dan SN , dua kompasianer yang suka menulis mengkritik koruptor dan artis yang suka pamer kekayaan, juga setali tiga uang.Terlihat sumringah senyum bahagia ala CutTari dan Luna maya ketemu Ariel, artis yang sangat dikagumi. Dua kompasianer juga senyum bahagia ketemu idola di Kompasiana yang mengaku ganteng dan menggunakan foto aktor Hollywood walau pun ternyata wajah asli beda banget ibarat bumi dan langit dengan aktor Hollywood yang jadi profil picturenya.
Lebih parah lagi sang kompasianer idola adalah seorang koruptor kelas kakap.
Konsistensi sikap seseorang bukan ketika bisa kritik pihak yang jauh yang berbuat salah dan seolah olah tidak setuju dgn orang yg dikritik.Konsistensi sikap si tunjukkan justru ketika dihadapkan pada kenyataan berhadapan langsung dgn orang yang berbuat salah apakah tetap kontra atau justru malah menjadi fans. Membiarkan ada pelanggaran di depan mata,narapidana yg harusnya di penjara tapi kok bisa bebas berkeliaran dan menutup-nutupi pelanggaran seperti ini padahal suka mengkritik kebobrokan birokrasi.Dan terlihat begitu happy ketemu dengan pesakitan koruptor kelas kakap. HIPOKRIT

Catatan saya:
Tulisan Tomy Unyu ini bukanlah membicarakan perihal kompasianers of the year seperti dicurhatkan kawanan tersebut. Namun mempertanyakan mengapa ada tahanan korupsi bisa selfie dengan Gayus Tambunan. Disinyalir foto berasal dari FB salah satu wanita di foto. Kemungkinan, wanita tersebut tidak menyadari bahwa teman selfienya adalah narapidana. Bisa dipahami, karena saya tidak tahu bahwa pria itu Gayus. Bahkan Pemimpin Kompasiana, Bapak Pepih Nugraha menyebutkan dalam timeline facebook Pak Dzulfikar Alala, seorang guru kompasianer juga bahwa, mungkin saja pria itu bukan Gayus, dan Pak Pepih sendiri mengkoordinasikan penghapusan tulisan Tomy atas keberatan dari Ibu Ifani, salah satu dari wanita di foto. 
Apabila ada yang memerlukan foto dari pernyataan Pak Pepih Nugraha di timeline FB Pak Dzulfikar, saya bersedia memberikannya, silahkan hubungi melalui G+
Melalui tulisan ini juga saya ingin mengingatkan, kita dapat menjadi blogger anonim hanya jika kita tidak menginginkan apapun. Baik award maupun persahabatan. Sepanjang kita masih menginginkannya, ada baiknya memastikan anonimitas kita dengan menghindarkan foto foto. 
Kedua, jujur saja. Berbohong hanya menyulitkan diri sendiri. Makin banyak kebohongan yang harus dibuat. Terbukti bahwa dalam beberapa tulisan, sudah terlihat keterangan yang diberikan berubah ubah.

Ketiga, tak perlu mengalihkan isu. Menuding atau menyalahkan orang lain. Saya menemukan bahwa baik penulis yang diduga keras adalah Gayus itu menyatakan bahwa ada beberapa orang yang ingin menghalangi salah satu dari dua wanita itu menjadi kompasianers of the year, juga beberapa fans mereka di kolom komentar. Itu adalah pengalihan isu. Bahwa di kompasiana ada 2 orang penulis yang berfoto bersama Gayus Tambunan seharusnya ditelaah dan dilakukan verifikasi lanjutan.

Salam dari Jambi.
Ps: Membaca beberapa tulisan di media online, di catatan mas Baskoro, tanggal foto adalah 9 Mei. Bukan 9 September. Ada yang tahu tanggal pasti? Yuk kawal kasus ini.

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...