Tampilkan postingan dengan label sahabat JKN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sahabat JKN. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 Oktober 2017

Menggunakan aplikasi JKN Mobile


Kesal karena harus antri saat memindahkan fasilitas kesehatan 1 BPJS kesehatan kamu? Atau mau pindah kelas rawat ngga sempat ke kantor BPJS? Hahahahaha. Itu masalah saya dulu. Bete banget.
Jadi ceritanya, awalnya aku daftar JKN lewat internet. Dapatlah virtual account. Dan aku daftar BPJS kelas I. Eh kelupaan ngga dibayar bayar. Untuk itu aku harus ke kantor BPJS Kesehatan di Palmerah. Ngantreee panjang. Ujungnya aku cuma disuruh bayar dulu di bank BNI terdekat, kemudian ngambil kartu antreeeeee lagi. Duhai nian nasib ngantre ini sehari kerja. Untunglah pas libur semester. Udahlah nih BPJS/JKN jadi. Test pakailah di faskes 1 terdaftar. Lancar jaya. Nyaman pakai BPJS. Ke dokter spesialis pun di faskes lanjutan dokternya ngga mempersulit.
Eh, pindah ke Jambi. Difasilitasi BPJS kelas yg sama dari kantor. Terima ajalah. Sudah diurusin pula sama HRDnya.
Waktu balik Jakarta, timbul masalah. Harus perubahan data dong. Sebelnya ini harus antreeeeee lagi dan dua kali sebel karena ngga punya tabungan BNI atau Mandiri atau BRI atau BTN aku ngga bisa lanjut di kelas 1 lagi. Kelas 2 pun tidak. Harus kelas 3. Takut ngga bisa bayar ngkali ye??? Entahlah mengapa demikian. Jadi agar BPJS aku bisa tetap berjalan aku pindah ke kelas 3. Dengan janji, tahun depan kalau cicilan rumah sudah beres, aku akan pindah kelas 2. Lho ngga balik kelas 1? Engga. Kelas 2 saja. Aku punya 2 asuransi swasta soalnya. BPJS ini program pemerintah yang aku dukung aja. Aku senang jadi bagian gotong royongnya.
Oh ya, pindah kelas rawat itu hanya bisa setahun sekali. Kalau pindah faskes, bisa tuh 3 bulan sekali buat yg mobile 3 bulanan tetap bisa pakai BPJS. Tinggal pindahin faskesnya kalau pindah kota.
Per Agustus cicilan rumah beres. Aku juga sudah punya rekening BNI dari mencairkan JHT aku. Maka, aku sudah ancang ancang mau ke Palnerah lagi.
Masalahnya sekarang, kapan???
Aku kerja sampai jam 4 sore. Dari jam 6.30 pagi.
Bete kan?
Jadi aku cuma bisa mengharapkan libur semester nanti Desember.
Tetapi, ternyata pas bulan September tidak sengaja waktu aku buka buka aplikasi MOBILE JKN yang sudah hampir 2 tahun aku punya dan bolak balik aku update cuma buat lihat tagihan BPJS, aku nemu fitur perubahan data yang aku ngga ingat kapan pernah lihatnya ya? Iseng aku ulik ulik dan cek kok ada fitur faskes 1 dan kelas rawat. Aku klik deh kelas rawat. Tadaaaa.... eh bisa pindah kelas lho. Ngga usah ke kantor Palmerah? Aku bahagia. Ngga pakai antre. Cukup bayar saja iuran kelas 2 setelah aku pindah pakai aplikasi itu. Dan, aku juga mendapati bahwa aku juga bisa pindah faskes 1 lewat aplikasi mobile JKN itu. Kereeeeennnn. 

Ternyata, ada temanku yang konfirmasi perihal pindah kelas dengan aplikasi dan pindah faskes dengan aplikasi ini waktu aku share kebahagiaanku di FB. Katanya, udah lama memang bisa. Dia malah sudah pakai. Yaelah. Jadi aku ngga update gitu??? Untung nemu. Senang deh.
Jadi aku sengaja tulis ini buat temen temen yg mau daftar BPJS tanpa antri, pindah faskes tanpa antri dan pindah kelas rawat tanpa antri. Asyik juga ya kalau semua bisa tanpa antri? Cukup pakai jempol.
Memang bisa daftar tanpa ke kantornya? Bisa. Kartunya? Ada di aplikasi, tinggal kirim ke email kita aja.
Untuk daftar pakai aplikasi, pastikan sudah punya email ya. Jadi bisa cetak kartu.
Dengan Mobile JKN, kita juga bisa lihat apa diagnosa dokter saat kita mengunjungi faskes 1. Nah, tunggu apalagi? Yuk sukseskan program pemerintah melalui terdaftar JKN pakai JKN mobile juga bisa lho.

Rabu, 23 November 2016

Simposium Diabetes Nasional, Eyes on Diabetes

Hari ini, 19 November 2016 saya mengikuti simposium diabetes nasional yang dilaksanakan di Jakarta Conventions Center ruang Cenderawasih. Acara dimulai pukul 9 pagi. Kegiatan ini juga memperingati hari kesehatan dunia pada tanggal 14 November. Setelah proses registrasi, saya sempat melakukan pemeriksaan HBa1C secara gratis dari biotest. Beberapa booth kesehatan terlihat di area Jakarta Convention Center tersebut. Kesemuanya berkaitan dengan diabetes.

Dalam simposium yang diikuti oleh awam, yaitu blogger dan sejumlah masyarakat yang tertarik, juga banyak tenaga medis. Acara yang dimoderatori dua dokter yang terlihat bersemangat dan masih muda ini dibuka oleh dokter Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM. Selain ibu dokter Lily, juga hadir Pak Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian penyakit, dr. Moh Subuh.
Dalam acara yang berlangsung dari pukul 9.30-17.00 tersebut, banyak sekali ilmu yang saya peroleh. Baik untuk diri sendiri maupun yang menurut saya bermanfaat bagi siswa-siswi saya di sekolah.

Simposium Nasional dilaksanakan sebagai perwujudan kepedulian pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI direktorat jenderal  penyakit tidak menular, untuk mengedukasi masyarakat mengenai penyakit diabetestermasuk penyakit yang berbahaya, karena tanpa sadar masyarakat sudah mengalami komplikasi dan kematian. Dengan edukasi tentang diabetes diharapkan masyarakat dapat memulai pencegahan penyakit ini.

Diabetes Melitus termasuk salah satu penyakit tidak menular dengan tingkat kematian tertinggi di dunia yang menyebabkan berkurangnya produktivitas kerja dan tingkat pendapatan, mengurangi kualitas hidup penyandang DM yang mengarah komplikasi selanjutnya. Deteksi dini terhadap penyakit ini sangat membantu pengendaliannya. Adapun hal yang penting bagi pengendalian penyakit diabetes adalah, secara primer, mencegah yaitu menjaga tetap sehat. Pre diabetes dapat berlanjut menjadi penderita, namun juga dapat tetap sehat. Jadi secara primer, tetap sehat adalah penting. Secara sekunder, penderita diabetes diharapkan dapat terkontrol/terkendali sehingga tidak menjadi cacat. Secara tersier, bila sudah terlanjur mengalami komplikasi, maka diharapkan tidak bertambah banyak jenis komplikasinya, sehingga menjadi parah.

Dalam lokakarya awam, terdapat sejumlah sesi yang sangat bermanfaat. Sesi dokter Sidhartawan adalah sesi pertama dalam lokakarya. Sesi dokter ahli endokrin ini menjelaskan penyebab meningkatnya penyakit diabetes di masyarakat, baik desa maupun kota. Kurang gerak, makanan yang tidak bervariasi, asap rokok, sampai pada tingkat stress mempengaruhi.
Pada sesi berikutnya, dr. Grace Junio, menjelaskan bahwa, penderita diabetes bukan dilarang makan enak. Diet sehat bukannya berarti tidak boleh makan enak, namun lebih pada pengendalian jumlah makanan yang dimasukkan ke tubuh, jenis makanan dan jadwal makan. saya diajarkan untuk makan karena lapar di lambung, bukan karena stress, atau lapar mata. Kepingin saja. Jangan sampai makanan yang kalorinya berlebih menjadi tumpukan lemak di organ. Kalau lemak menumpuk di bawah kulit masih mendingan, kalau numpuknya di sekitar organ tubuh yang ditandai dengan buncitnya perut, bisa berbahaya. Hal tersebut bisa mengakibatkan mutasi gen. Belajar menghitung kalori makanan bukan semata karena diet, namun supaya terhindar dari diabetes.
Setelah sesi bu dokter Grace mengenai pengukuran kalori dalam diet makanan sehat, hadir Pak Sudaryatmo dari Yayasan perlindungan konsumen Indonesia. Beliau menjelaskan mengenai hak konsumen mendapatkan informasi jujur mengenai makanan yang dibeli, melalui label pada makanan.
Dokter Ida, yang hadir setelah Pak Sudaryatmo, menjelaskan bagaimana saya dapat menjadi smart konsumen dalam mencegah diabetes dengan membaca label pada kemasan makanan yang saya beli. Memilih makanan sehat tidaklah sukar jika kita dapat membaca label makanan. Memilih makanan meliputi, fakta nutrisi pada label makanan, organik tidaknya makanan tersebut, kesegaran makanan, kelengkapan gizi dan dokter Ida menyebutkan bahwa jangan bangga makan makanan import seperti buah import, karena bisa jadi buah buah itu dipanennya sudah setahun atau berbulan bulan yang lalu. Hiks. Jadi tersindir.

Setelah makan siang narasumber berikutnya adalah ibu dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dengan tema Peran Parenting dalam Penerapan Gaya Hidup Sehat. Ibu Rita menjelaskan kesalahan, kegagalan parenting dalam memberikan makanan pada anak. Dua di antaranya adalah, bahwa orang tua gagal membantu anak mengeksplorasi makanan di usia dini, dan mengenali signal kenyang anak. Seringkali anak dipaksa menghabiskan makanan, bahkan makanan yang tidak sehat, padahal anak sudah kenyang. Ibu Rita memberikan tips-tips berkaitan dengan mendidik anak makan makanan yang sehat dan terhendar dari menjadi pemilih makanan.
Dr. Iskandar Zulkarnain, MSc dengan tema Kiat & Tehnik Peningkatan Aktivitas Fisik di Tingkat Masyarakat. Aktivitas fisik itu penting dalam pengendalian diabetes. Minimal, kita perlu melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari agar tubuh kita sehat. Lebih dari 30 menit akan lebih baik.
Lokakarya dan sesi berakhir jam 16.30 ditutup dengan pengundian doorprize. 

Hidup sehat? Jelas, Cek kesehatan secara rutin,
                                Enyahkan Asap Rokok
                                Rajin aktivitas fisik
                                Diet seimbang
                                Istirahat cukup
                                Kelola Stress
Kita yang menentukan. Selamat hidup tetap sehat. 

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...