Pada tanggal 24 Juni 2015 saya
menggunakan taxi WhiteHorse menuju wilayah Tangerang. Sebagaimana saya pernah
menceritakan mengenai pengalaman saya menggunakan Grab Taxi, pemesanan ini juga
menggunakan aplikasi tersebut. Pemesanan taxi saya lakukan dengan memberikan
alamat jemput kantor kompasiana jalan Palmerah Barat. Ternyata pengemudi
menjemput di Palmerah Selatan dan marah marah saat saya menelepon menanyakan
posisinya. Saya dijemput sangat terlambat dan dalam keadaan taxi argo menyala
sejumlah 65 rb. Atas permintaan saya ia mematikan argo dan marah2 lagi
mengatakan gara gara sayalah dia lupa mematikan argo. Dalam salah satu
keluhannya pengemudi menyebutkan, “ibu
tusuk saja saya dengan pisau”.
Saat tiba di Tangerang, saya meminta
driver berhenti di ATM BCA . Saya meninggalkan seluruh bawaan saya dan hanya
membawa kartu ATM saya ke dalam mesin ATM. Dugaan saya, ada kemungkinan
pengemudi mengambil dompet saya saat itu. Namun saya mengasumsikan ketinggalan dompet
tersebut ketika menyadari dompet tersebut tidak ada di semua tas saya. Sekitar
5 menit setelah masuk rumah.
Saat pengemudi saya telepon ia
mengatakan sudah ada di tol menuju Slipi. Katanya menemukan dompet saya di
karpet jok depan. Sebenarnya saya tidak percaya, karena saya ingat sudah
memastikan semua barang saya tidak tertinggal. Namun karena enggan berdebat dan
sudah malam, ditambah saya tahu pelayanannya Grab taxi selama ini, saya berusaha
berpikir positif dan menerima pernyataan pengemudi. Ia lalu sms mau mengantar kalau ada diganti
biaya tol dan bensin. Saya memutuskan mengambil saja di Jakarta, dan
menyebutkan akan tiba pukul 9 di stasiun Palmerah tgl 25 Juni 2015.
Pengemudi tidak menjawab sms saya dan juga
tidak mengangkat telepon saya hingga lewat pukul 9, sementara seharusnya saya
akan ke rumah sakit dan membutuhkan kartu BPJS dalam dompet. Kemudian saat saya
telepon entah keberapa kalinya pengemudi menjawab dan meminta saya menemui di
stasiun Jatinegara, lalu berubah ke stasiun Senen dan serah terima dompet dilakukan ditengah jalan di
pintu taxi diantara kemacetan pintu kereta terhalang saat itu. Akibatnya tanpa
memeriksa isi dompet saya menerima dompet dan melanjutkan perjalanan.
Keesokan
harinya saya sudah sedang makan siang saat menerima SMS dari BCA ttg pemakaian
kartu kredit BCA saya di toko Sampurna.
Terkejut karena merasa tidak menggunakan saya menelepon hallo BCA dan meminta
kartu diblokir dan transaksi 2.7 juta tersebut dibatalkan.
Pihak BCA
menyebutkan tidak dapat membatalkan transaksi. Pihak BCA juga merinci
penggunaan kartu yang lain sehingga saya menyadari bahwa kartu saya telah
dicuri oleh PENGEMUDI TAKSI WHITEHORSE. ya. Ada maling di WHITEHORSE TAKSI,
teman teman. Wapadalah. Pihak taksi Whitehorse meminta saya berdamai dengan
pengemudi disampaikan oleh bapak security. Uang akan dikembalikan. Tapi apakah
itu cukup??? Perdamaian ini bahkan dibuat dengan sangat sangat halus. Mereka
bahkan mengirimkan foto pengemudinya diborgol dan membuat bermacam macam
pernyataan yang tak sesuai. Jadi, saran saya jangan pakai taxi Whitehorse.
Untung kalau uang anda bisa kembali. Whitehorse tak layak dipercaya.
Pihak direktur operasional tidak
menjawab SMS dan telepon yang dilakukan. Sulit dihubungi hingga penulis atau
saya terpaksa berada di kepolisian sampai jam 11 malam. Sementara pengemudi
bisa duduk santai diluar ruang penyidik tanpa borgol dan senyum2 tanpa
penyesalan. Itu adalah bukti keseriusan taksi whitehorse yang saya lihat.
Tulisan ini dibuat agar teman2 bisa berhati hati saat menggunakan jasa taxi
White horse. Kalau pencuri saja ada, apakah tidak mungkin ada kriminal
lainnya???
Saran saya gunakan saja taksi lainnya
yang jelas akan membantu pengguna saat dalam kesulitan.
Mengingat selama ini Grab adalah
penyedia layanan taksi yang bertanggung jawab, saya menyarankan pihak Grab
1. Memutuskan kerja sama dengan
Whitehorse Taxi
2. Menyeleksi pengemudi yang
diberi kesempatan menggunakan insentif aplikasi Grab.
Dalam perjalanan saya pulang ke
Tangerang dari kantor kepolisian Kelapa Gading setelah dibohongi habis-habisan
oleh Kepala POOL taksi Whitehorse bernama Handy William dan Direktur
Operasional Taxi Whitehorse bernama Agus Yoto, saya menyampaikan pada pihak
Grab untuk memikirkan, bahwa insentif Grab pada pengemudi sebesar Rp. 9500,-
setiap menjemput penumpang dengan aplikasi Grab ternyata tidak efektif. Bayangkan, bahwa mereka bisa mengajari penumpang untuk memesan secara putus sambung sehingga mereka bisa mendapatkan cukup banyak insentif hanya dari perjalanan singkat. Kalau penumpang tidak mencapai Rp 15.000 (promonya Grab) kelebihan itu juga untuk si pengemudi.
Saya bahkan buka kartu pada pihak grab bahwa saya melakukan hal itu juga. Bayangkan jarak Kelapa Gading sampai Grogol saya pakai taxi dengan Grab hanya memerlukan kurang dari 100 rb.
Bandingkan dengan Blue Bird yang
tidak memberikan insentif apapun, atau seperti GOJEK yang setiap drivernya baru
mendapat bonus setelah 10 penumpang, bahkan harus berbagi 20% dengan penyedia
layanan, tetap banyak yang mau jadi pengemudi, mestinya Grab bisa seleksi lebih
ketat. Bukan sekedar kerja sama dengan pool taxi yang tidak jelas, seperti
TAKSI WHITEHORSE ini.
Pihak Grab menyebutkan bahwa ia akan
mempertimbangkan hal ini. Saran saya untuk kawan-kawan pengguna layanan
aplikasi Grab, jika kawan kawan mendapatkan taksi Whitehorse setelah memesan
taksi, CANCEL. Jangan mengambil resiko.
Sejauh ini taksi lain yang bekerja
sama dengan Grab tidak menunjukkan perilaku kurang, seperti taksi Eagle, Cab,
Mega, maupun Ekspress.
Sebenarnya, saya tidak berniat
memperpanjang urusan pencurian ini karena uang saya telah diganti. Namun
kejengkelan karena diBOHONGI DIREKTUR OPERASIONAL dan KEPALA POOL TAKSI
WHITEHORSE sehingga saya nyaris bermalam di kantor polisi kelapa gading membuat
saya merasa perlu menghindarkan teman-teman dari kesulitan serupa.
Kalau ada kejadian dan mau berdama,
jangan mau dibujuk ke kantor polisi, dengan alibi mau menyelesaikan secara
hukum, mereka tidak serius. Mereka mau posisi lebih kuat dengan damai di kantor
polisi (?)
Akhirnya, intinya, jauh jauh saja dari
WHITEHORSE…. Kalau tidak mau mengalami kesulitan. Satu pengemudi maling saja
tidak bisa menangani,… Bagaimana nasib penumpang?
Ikut prihatin, semoga ke depannya lebih baik lagi
BalasHapusMelok grrregeteeennn...
BalasHapusTeman-teman @mbak Lis dan Ibu Fabina,... maaf balas sekaligus ya... susah banget internetan sekarang. Iya mbak. Sebagian juga salah saya, terlalu percaya orang. Menganggap semua orang baik. Tetapi haduh gregetan digigitin nyamuk nya di kepolisian itu bikin saya beteeeeee poool. Makasih kehadirannya ibu-ibu cantik...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusWaahh pengalaman yg menyebalkan yah ci. Semoga gak ngalamin lagi
BalasHapusIya Ko Marcel. Sebel banget. Bukan kecuriannya yang membuat sebel, dibuat susah setelah kecurian itu menjengkelkan.
HapusMesti lebih hati2 lagi. Makasih bu Maria sudah mengingatkan
BalasHapusIya pak. Mesti lebih hati-hati.
HapusEfektif per tanggal 1 November 2015 mendatang, taksi white horse (reguler dan premium) tutup atau tidak akan beroperasi lagi, info ini valid...
BalasHapusSaya masih ketemu White Horse waktu liburan December.
HapusTidak semua supir x seperti itu. Pejabat sja ada korupsi. Orang yg sudah punya harta aja masih maling. Itu tergantung orangnya x. Kalau soal anda kesal dikantor polisi ya sama polisinya dong anda marah. Tidam sigap nanganin masalah. Dan tidak punya antinya nyamuk kantornya. Pemikiran anda salah satu kebencian
BalasHapusOh iya?
HapusGak semua driver nya kaya gth bu mungkin ibu lagi apes ?? Dan jangan suka membuka AIB lgian perusahan sebesar WHITE HORES anak dari PT PANORAMA TRANSPORTASI gak kwatir dengan hal sepele kya gth
BalasHapusSaya yakin bisa jadi bapak benar. Tapi, kejadian yang saya alami menunjukkan sebaliknya. Trimakasih.
HapusKlw uang nya udah di ganti ngpin jga di perpanjang pake di sebar keu internet segala ???? Hati2 bu itu perusahan besar malah ibu yang di kick balik karna mencemarkan nama baik perusahan
BalasHapusSaya baru aja dipalak supir whitehorse ?! Gimana mo dibela kalo supirnya bnyk ga beres begitu ?
Hapus