Minggu, 19 Juni 2016

Gaji Guru yang Layak

Kurang lebih 3 minggu yang lalu, saya berbincang lewat WA dan telepon dengan teman saya. Ia baru saja menjalani interview dengan sebuah sekolah internasional ternama. Benar, kita sudah tidak menyebutnya sekolah internasional, namun Satuan Pendidikan Kerjasama, di kawasan selatan ibukota Indonesia.
Ia sempat sangat excited. Memang background pendidikannya bukanlah dari pwndidikan, tapi bersangkutanlah kalau dengan dunia pendidikan. Ia sudah menyelesaikan masternya sekitar 4 tahun yang lalu.
Kami berkenalan sebelum ia berada di Jakarta dan saya tahu Ia pernah berkecimpung di dunia pendidikan.
Saat itu saya pernah bertanya salary yang dia peroleh. Kebetulan saya juga mengajar, bedanya saya mengajar di sekolah umum dan dia di lembaga pendidikan bernafaskan agama.
Kaget juga saya tahu, range salary dia. Wow, masa cuma segitu?
Tapi, yang di sini lebih mengejutkan lagi. Untuk sekolah bertaraf Internasional, gaji asisten gurunya hanya setara mungkin 75% spp 1 siswa. Eh, halo? Serius?
Benar. Setengah shock juga.
Lalu saya baca status seorang teman di FB menceritakan bahwa ia menarik anaknya dari sebuah sekolah berlabel agama karena gaji gurunya yang tidak layak, padahal SPP mahal dan menerima dana BOS juga.
Ternyata banyak sekolah swasta berlabel agama, bahkan bertaraf internasional memberikan gaji yang setara gaji buruh pada gurunya. Bahkan lebih kecil dari gaji buruh juga ada.
Lha, kemana SPP murid? Dan mereka juga masih menerima dana BOS. Eh, benar lho.
Lalu berapa sih standar gaji guru?
Menurut saya, gaji guru sebaiknya di atas UMR. Gaji pokoknya. Harus di atas UMR. Masa guru disamakan dengan pesuruh sekolah? Ada lho sekolah yang begitu. Untuk kota besar sebaiknya ditambahkan uang transportasi yang memadai setiap hari kerja. Itu yang layak.
Kalau memungut SPP tinggi, tapi tidak memberikan salary yang layak bagi guru?
Sebenarnya paling enak sih diboikot sekolahnya. Apalagi kalau terima dana BOS. Laporkan saja pada Dinas Pendidikan dan Tenaga Kerja.
Lha bawa label agama kok gitu.
Maka dari itu, menjaga mutu pendidikan dimulai dengan kesejahteraan guru.
#garagarastatusFBms.Dewi

2 komentar:

  1. sepakat...murid2nya kaya2..SPP mahal..gurune kere..rumah ngontrak..cicilan banyak..berharap dapat amplop ketika knaikan kelas.. akhirnya guru nyambi2 sana sini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu yang membuat guru tidak bisa fokus dengan mendidik. Kesejahteraan.

      Hapus

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...