Sabtu, 31 Januari 2015

Kisah dari Kelasku, Memanfaatkan Teman

"Miss, besok aku jangan sebangku sama X atau Y ya?"
Aku mengerutkan kening dan tersenyum mendengar permintaan sponsor tersebut. Beberapa waktu lalu permintaan ini muncul dari seorang anak lain, tetapi sama juga pesannya. Hanya beda orangnya. Ngga mau sebangku sama Z. Jawaban pertanyaan itu standar buatku. Selalu dengan pertanyaan yang sama.
"KENAPA?"
Yah. Kasus sebelumnya, si Z itu amat sangat pendiam sekali. Sulit bisa membuatnya bicara bahkan dengan saya sekalipun. PAdahal, Z itu anak yang pintar. Ia suka sekali tersenyum, tapi bicara? Tunggu diancam penggaris kayu. hihihi... Ngga kok becanda. Dia hanya bicara kalau saya atau guru yang menyuruhnya. Jadi teman-temannya keeratan sebangku dengan dia. Ngga asyik, katanya. (Kayak saya, ngga mau bicara, sekalinya bicara lebih panjang dari kereta api. apa ngga ya si Z ini. Penasaran kalau sudah besar kayak apa)
"X dan Y itu suka pinjam alat tulisku miss. KAlau ada tugas juga suka ngga bawa bahan minta sama aku."
Wah,... tanduk saya langsung keluar. Bukan main ini anak-anak, mau memanfaatkan teman ya?
"Kok baru bilang sekarang?"
Aduh,... matanya berkaca-kaca. Salah respon nih saya. "Maksud miss, kan semua harus bertanggung jawab bawa sendiri-sendiri. Ini kan kamu dimanfaatkan, kok ngga kemaren-kemaren Miss dikasih tahu? Kan masalah bisa segera ditindak lanjutin, nak?"
Masih diam. Pusing deh.
"Kamu takut sama miss Maria?"
Anak tersebut menggeleng. "Ngga miss."
Tapi air matanya sudah turun. Saya jadi panik. Aduh. Mati deh saya. Ntar dikira saya apain pula nih anak manis satu ini.
"Aku pernah bilang, tapi miss lupa ngkali?" Katanya mati-matian menahan air matanya supaya tidak jatuh.
"Ha? Kamu bilang yang mana nih? Ngga mau duduk sama X dan Y? Atau kenapa ngga mau duduk sama X dan Y?"
Aku tahu kenapa aku melupakannya. Waktu dia mengatakannya, dia hanya bilang ngga mau duduk dengan X dan Y saja. TAnpa alasan signifikan saya cenderun mendorong anak duduk dengan teman yang mana saja.
Tapi kalau anak pinjam alat sekolah terus ini kan maunya apa?
Karena saya mengajarkan mereka tidak pelit, kan bukan berarti juga memanfaatkan teman?
Penolakan duduk sebangku karena anak dimanfaatkan jelas perlu diselesaikan bukan dengan memisahkan. Namun dengan diskusi, agar anak yang dimaksud berhenti memanfaatkan temannya.
Kebiasaan memanfaatkan orang lain ini dimulai sejak kecil.
Malas mencatat, pinjam temannya. Mending kalau teman ini rela meminjamkan, namun mungkin saja si teman tidak rela. Lagipula mencatat kan berguna untuk si pencatat. Kalau yang malas ya akan sulit untuk menemukan manfaat mencatat ini.
Malas bawa alat tulis, pinjam teman. Seharian pinjamnya. Berapa banyak tinta yang disedot? Kalaupun temannya punya banyak alat tulis, tapi kan orang tuanya bisa memarahi, kalau cepat habis?
Nanti setelah dewasa, kebiasaan memanfaatkan ini bisa jadi berlanjut. Makanya, selagi masih dini perlu dihapus.
Hiks. Oke deh. Ngga sebangku sama X dan Y. Sama Z aja deh... hahahahahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...