Selasa, 08 Maret 2016

It's Embarassing

"Ms. Maria, it's embarassing for us that we got lower merit than primary one".
Itu adalah kalimat siswa saya saat upacara bendera kemarin. Jujur saya surprise waktu siswa saya berkata demikian. Beberapa waktu  sebelum itu saya sudah mengingatkan kelas saya untuk lebih  serius saat belajar dan mengurangi main di kelas.
Namanya anak kelas 3, ya memang mereka lagi senang senangnya ngobrol dan bersosialisasi sampai sampai kadang lupa bahwa mereka sedang dalam jam pelajaran.
Mereka kadang juga lupa pelajaran tertentu mengharuskan mereka menggunakan bahasa Inggris. Mereka berbicara dalam dialek daerah yang membuat guru pengajar memberikan demerit yang mengurangi merit yang dikumpulkan.
Awal awal saya mengingatkan, sambutan kelas saya adalah mengabaikan. Buat apa merit? Tidak ada hadiahnya. Kata mereka.
Saya menangkap kesempatan mendiskusikan komentar tersebut segera. Sebelum dilupakan.
Memang rewardnya bukan barang. Tapi kebanggaan disebut sebagai kelas dengan merit terbanyak atau paling kurang lebih banyak dari merit kelas di bawahnya bukan?
Menanamkan perilaku yang baik butuh banyak waktu bersama anak anak ini.
Dalam diskusi ini anak anak sempat mengeluhkan bahwa ada guru yang lupa memberikan merit. Saya menegaskan agar mereka tidak khawatir, asal tidak mendapatkan demerit maka mereka bisa menganggap guru yang tidak memberi merit sebagai merit.
Senangnya hati saya saat anak anak saya punya rasa malu dan menghargai reward yang diberikan.

2 komentar:

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...