Pagi ini saya kembali menemukan siswa yang menangis. Akhhhhhhh... Kalau siswa menangis itu harus diselesaikan. Masalahnya, siswanya ini nangisnya sesengukan. Susahlah mau mendengar masalahnya.
Akhirnya setelah 7-8 menit, ia tenang juga dan bisa cerita.
Rupanya, ia baper. Jadi, hari itu kelasnya mendapat kesempatan menyanyi saat assembly. Karena datang terlambat, ia tidak bisa ikut menyanyi.
Seorang temannya menuduh dia sengaja datang terlambat supaya tidak perlu tampil dan seorang lainnya mengomeli dia juga.
Ealah. Baper toh.
Ya sudah saya suruh mereka minta maaf.
Peristiwa siswa menangis, hampir selalu di setiap level kelas. Memang di SD, posisi guru bukan hanya pengajar. Guru adalah orang tua yang senyata nyatanya dalam kelas. Kadang harus menghibur, membimbing, mengingatkan, memarahi, semua karena cinta.
Setelah lama berlalu anak akan lupa kenapa menangis. Tapi anak ingat gurunya peduli.
Hmmmm Selamat Pagi ya.
Akhirnya setelah 7-8 menit, ia tenang juga dan bisa cerita.
Rupanya, ia baper. Jadi, hari itu kelasnya mendapat kesempatan menyanyi saat assembly. Karena datang terlambat, ia tidak bisa ikut menyanyi.
Seorang temannya menuduh dia sengaja datang terlambat supaya tidak perlu tampil dan seorang lainnya mengomeli dia juga.
Ealah. Baper toh.
Ya sudah saya suruh mereka minta maaf.
Peristiwa siswa menangis, hampir selalu di setiap level kelas. Memang di SD, posisi guru bukan hanya pengajar. Guru adalah orang tua yang senyata nyatanya dalam kelas. Kadang harus menghibur, membimbing, mengingatkan, memarahi, semua karena cinta.
Setelah lama berlalu anak akan lupa kenapa menangis. Tapi anak ingat gurunya peduli.
Hmmmm Selamat Pagi ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar