Kesempatan belajar adalah sesuatu yang tidak pernah saya
sia-siakan. Saya memang masih seorang guru SD, namun saya belakangan mulai
menulis di blog dan Kompasiana, sebuah platform blog yang cukup dikenal
masyarakat. Saat membaca peluang belajar yang ditawarkan Indonesian Social
Blogerpreneur (CNI), melalui workshop Bersama CNI dan dua narasumber yang
berwawasan dalam hal konten digital, tentu saja saya mendaftarkan diri. Senang
sekali saat menerima pesan bahwa saya diundang. Kegiatan workshop dilakukan di
gerai Bebek Dower Pasar Festival Kuningan Minggu sore, 28 Mei 2017.
Saat saya tiba, sudah banyak peminat ilmu lain yang saya lihat.
Tak lama kemudian, acara dibuka oleh bapak Gusti Alendra sebagai perwakilan PT
CNI yang bekerja sama dengan komunitas ISB. Pak Gusti menjelaskan keberadaan
CNI dan jalinan kerja sama CNI dengan komunitas ISB yang didasarkan bahwa CNI
juga mempunyai kepentingan terhadap kemajuan bloger, sebagai bagian digital
marketingnya. Pak Gusti juga menyebutkan bahwa beberapa orang menanyakan apakah
CNI masih ada? Hingga saat ini CNI telah berusia 31 tahun.
Narasumber kami, adalah mas Niko Riansyah Digital Marketing
Spesialis PT CNI yang berbagi materi mengenai Search Content dan Social
Content. Awalnya saya bingung apa yang dimaksud dengan search content. Melalui
pemaparan mas Niko saya mendapatkan pencerahan. Jadi, bloger adalah orang orang
yang membuat konten. Apakah konten yang dibuat fun, visual, maupun informative.
Pada saat membuat konten, sudah tentu bloger mempunyai tujuan dan harapan,
seperti ingin kontennya viral, banyak pengunjung, yang membuktikan bahwa
kontennya bermanfaat. Kenyataannya kadang konten yang dibuat hanya dilihat 5
orang, yang bahkan tidak masuk di halaman pencarian. MENGAPA???
Menurut mas Niko, hal itu
bukan semata karena kontennya. Dalam hal ini perlu strategi agar
konten kita disukai dan dicari. Mas Niko menyebutkan bahwa audience kita
cenderung mencari konten. Agar content yang dicreate bertemu
dengan orang yang membutuhkan, seorang content creator harus
tahu bagaimana mesin pencarian google bekerja. Kita perlu mempelajari SEO, dan
menggunakan keyword pada halaman yang kita buat, selain juga menyesuaikan gambaran pencarian.
Kalau perlu setiap halaman artikel ditempel SEO, agar bisa dengan
mudah terdeteksi mesin google.
Agar blog kita ramai
pengunjung, kita perlu memperhatikan tiga hal, yaitu, validnya konten, tampilan
web yang mudah dibuka, dan tentu yang terpenting informasi pada konten kita
sesuai kebutuhan pembacanya.
Itu mengenai konten yang
dicari. Sementara konten secara social maksudnya, respon pembaca terhadap
konten kita. Sosial konten adalah kemasan dari search konten tadi.
Dalam sesi berikutnya, Mbak
Yonna Kairupan menyajikan bagaimana membuat konten You Tube yang memaksimalkan
blog kita.
Awalnya mbak Yonna memulai
dengan pertanyaan, apa yang menghalang kita memulai membuat konten You Tube
kita sendiri. Sejumlah alasan disajikan dan dipatahkan mbak Yonna dengan
penjelasan yang memikat.
Berikutnya mbak Yonna
mengajak kami untuk menjawab pertanyaan,
Apa motivasi membuat video you tube?
Bukan ikut-ikutan kawan
saja, atau sekedar menghabiskan kuota saja. Kita perlu memiliki motivasi Karena
rasa suka dengan tema yang kita pilih. Kayak saya guru, mau membuat you tube
pembelajaran, ya Karena memang suka.
Apa pengaruh yang kita inginkan?
Buat saya sebagai guru,
tentu saya ingin membuat penonton saya memahami materi yang saya sampaikan.
Buat teman teman yang review product atau jalan jalan ya jelas pengaruh yang
diinginkan beda.
Apa benefit yang ingin kita capai?
Jangan semata mata uang
saja. Walaupun memang memnjadi You Tuber menghasilkan dolar. Tetapi gali,
benefit yang benar benar merupakan value kehidupan kita.
Kemuadian mbak Yonna
memberikan ulasan bagaimana memulai mengisi konten you tube kita. Ada 8 hal
yang dibahas.
1.
Kenali dirimu
Mengetahui kekurangan dan
kelebihan kita dapat membuat kita membuat konten video/youtube kita berbeda
dengan youtuber lain dan disukai Karena style kita sendiri.
2.
Kenali target audiens kita
Setelah
mengenali diri sendiri, kita perlu mengenal siapa
siapa pembaca/ penonton kita. Bagaimana tahunya? Riset. Cek tulisan/video mana yang memberikan paling banyak
views dan komentar. Dengan demikian kita tahu
apa yang disukai pembaca/ penonton kita.
3.
Fokus (Clear Branding)
Clear branding
kita sebagai bloger apa? Untuk memudahkan memang
baiknya dihubungkan dengan blog kita. Kita harus tahu sebagai bloger kita
dikenal sebagai bloger apaan? Food bloger? Travel Bloger? Apapun branding kita
di blog, bias kita gunakan untuk branding kita di video/youtuber. Ada penanya, jika
sebagai food vlogger,
tapi ditawari brand untuk me-review ponsel. bagaimana? Bisa! Kita bisa me-review ponsel dengan
kapasitas kita sebagai food vlogger.
4.
Pesan sampai ke audiens (Clear Message)
Fokus
ke konten yang dibahas. Kita perlu
menyampaikan pesan dalam video kita dengan jelas dan tidak berputar putar, yang
membuat penonton jadi gemas, malas dan bingung. Apa sih maksudnya?
5.
Value
Apa
value dari vlog kita? Apakah informatif? Edukatif? Inspiratif? Menghibur? Jangan sampai penonton sudah buang-buang kuota buat nonton, tapi mereka tak dapat
apa-apa. Value inilah yang saya jadikan motivasi saya ngeblog. Sebaik-baik manusia adalah
manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
6.
Promosi!
Selesai membuat video, aktiflah mempromosikan
link video kita di medsos yang kita punya. Jangan
bosan, lakukan saja berkali-kali.
7.
Konsisten
Keuntungannya
jika saya selalu
konsisten upload video di Youtube adalah Youtube akan men-suggest video kita ke penonton. Saya pernah mencari video perkalian ternyata malah akhirnya nonton
video pecahan. Eh, kok? Hahahahaha. Ini karena saya melihat ‘suggest video’ di side bar
kanan laman Youtube. Kita tertarik dan mengklik link yang di-suggest Youtube. Karena saya juga perlu video itu. Tapi kan awal yang dicari bukan
itu? Iya gitu deh.
Tipsnya adalah pilih 4
pertanyaan penonton yang sesuai dan buatlah 4 video sekaligus untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Uploadnya yang diatur. Dijadwalkan sehingga dalam satu
bulan atau dua bulan kita tidak perlu repot syuting dan syuting lagi. Kita
juga perlu bisa dan membiasakan melakukannya sendiri. Jangan selalu menunggu bantuan orang
lain.
8. Last but not least, ready for haters!
8. Last but not least, ready for haters!
Haters selalu ada dan pastikan ada yang akan memberi kita thumbs down di video yang kita buat. Ada juga komentar
negatif. Terus saja belajar
supaya semakin baik lagi.
Mbak
Yonna menceritakan bagaimana ia belajar autodidak dari Youtube dan
brainstorming sama kawan-kawan vlogger luar negeri. Mengapa? Katanya, orang Indonesia mah jarang mau
berbagi/menjelaskan. Makanya beruntunglah saya yang duduk di Bebek Dower Pasar
Festival sore itu mendengarkan dan belajar dari mbak Yonna dan Mas Niko. Dapat ilmu dan juga dapat bonus buka
bersama teman teman bloger lain serta oleh oleh dari CNI, sekotak lemon tea
menemani hari hari membuat soal tes akhir tahun ajaran.
Hehehehe.
Mudah mudahan ini bermanfaat buat teman teman.
bener seru acaranya, apa lagi penyampaian MaYo energik banget.
BalasHapusIya mas Yogi,.. bikin seru dan santai tapi dapet ilmunya.
HapusSempet liat kultwitnya di twitter, makasih mba udah share tentang acara dan ilmunya
BalasHapusMakasih juga blogwalkingnya mbak.
HapusTips terakhir itu bener banget hahahaha. Kalau gak mau punya haters, jangan berkarya! :D
BalasHapusomnduut.com
Hahahahahaha... Bener omdutt
HapusMakasih udah hadir di acara ini Mba Maria :)
BalasHapusMakasih mbak Ani memberi kita ilmu dengan narasumber yang asyik banget.
Hapus