Senin, 26 Januari 2015

Yin Galema, Belajar budaya dan juga sastra, tulisan fiksi sejarah

Saya meminjam buku ini dari sekolah. Biasa, seringnya malam minggu menjadi waktu tidur yang terlalu awal jika tidak ada buku. Jadilah buku ini saya jadikan pengantar tidur.
Buku ini terdiri dari 27 bab yang menceritakan kehidupan kanak-kanak hingga dewasanya seorang gadis bernama Yin Galema. Ia adalah putri dari Tiongkok yang dititipkan ayah kandungnya seorang pelaut di kerajaan Balok, Belitong. 562 halaman cerita tak terasa sangat singkat untuk mengantar tidur saya.
Dibimbing Mak Nyayu, istri dari Raja Balok, ia tumbuh bersama Ni Ayu Tenga anak kedua raja Balok dan Dayang Rindit anak dari seorang saudagar yang sering berkunjung dan dikunjunginya. Yin, juga mengenal agama di bawah bimbingan Ki Ronggo Udo. Sayangnya ia jatuh cinta dan dicintai oleh dua laki-laki. Laki-laki pertama yang dicintainya adalah sebangsa Jin (orang Bunian) anak dari raja Balok dengan istri bunian-nya, yakni Kanda Badau, yang dikenalnya beberapa saat sebelum tiba haid pertamanya. Laki-laki yang juga mencintainya, walau berbeda alam ini diasuh oleh Ki Ronggo Udo dan ditunangkan saat ia mendapat haid pertama. Tak ada yang tahu pertunangan rahasia ini bahkan dua kawan masa kecilnya. Namun, ada laki-laki kedua yang tak pernah menyerah, Ki Agus Mending, putra mahkota raja Balok yang adalah kawan masa kecilnya juga, yang kadang disapa bang Dulhen, yang sebenarnya telah meminang dayang Rindit. Bang Dulhen ini akhirnya menikahi dayang Rindit juga namun masih mengejar Yin untuk menjadi selir.
Jalinan cerita cinta dalam buku ini juga dipadukan dengan kisah perjalanan Yin ke Tumasik menjemput peninggalan ayahnya dan kemudian terjebak dalam perseteruan perebutan dua peti harta titipan Raja Balok dalam kapal ayahnya yang tewas dibunuh sahabat-sahabat Tiongkoknya, Wang Xi dan Ho Chim Lai.
Buku ini mengajari bebarapa hal buatku,
1. Belajar sejarah lewat fiksi itu menyenangkan. Tidak membosankan. Jangan segan menjadi pencerita, karena sejarah yang enak diceritakan adalah sajarah yang dikenang.
2. Belajar budaya lewat fiksi juga bisa dilakukan. Penulisan Ian Sancin menarik dan punya daya pikat.
Kekurangan pada buku ini,
1. dari halaman 167-181 saya menemukan halaman kosong. Sayang. Saya jadi kehilangan beberapa bagian ceritanya.
2. bagi pembaca yang melihat ketebalan mungkin buku ini tidaklah diminati, namun buat pembaca yang mencintai cerita, saya sedikit penasaran dengan keberhasilan Yin mengejar Kanda Badaunya. Menurut saya, bukanlah salah Yin, kalau Bang Dulhen putra mahkota itu gigih mengejar Yin hingga merenggut kehormatan Yin. Mengingat tuturan ceritera bahwa Bang DUlhen ini adalah putra mahkota bahkan Raja balok setelah Ramondanya berpulang.
PENASARAN. Asli.
Pendapat saya tentang buku,
LAYAK DIBACA dan MENARIK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...