Beberapa waktu yang lalu, sempat seorang teman berkata pada saya, "kok kamu bisa ya sempat menulis?" Saya tidak tahu apakah dia bertanya karena dia tahu kegiatan harian saya, atau karena membandingkan dengan kegiatan hariannya. Saya sih, sebagai wanita single cukup beruntung. Mengapa? Karena kan hanya ngurus diri sendiri. Namun demikian, kalau saya membalik ke masa kuliah S1 ke dua saya di PGSD, saya melihat ada banyak teman-teman guru yang selain mengajar, memberi les privat, kuliah lagi, dan masih sempat mengurus anak-anak. So, what is the difference?
Kemarin membaca tulisan pak Pical Gadi, di Kompasiana mengenai menabung, merupakan perencanaan keuangan. Di gereja, Pak Tonny Swardi, yang menyampaikan khotbah mengajarkan mengenai pentingnya mengelola waktu.Jadi begini, ada orang yang gajinya 2 juta sebulan dan masih bisa menabung 500 rb setiap bulan, tanpa hutang. Ada orang yang gajinya 10 juta, tetapi hutangnya bertebaran dimana mana dan tidak punya tabungan. Can you imagine? Berbeda, dimana? Itu dari sudut mengelola uang.
Pengelolaan waktu juga hampir sama. Siapa diantara manusia yang punya waktu 30 jam sehari? None! No one! tak seorangpun. Semua orang waktunya 24 jam. Betul kan? Nah 24 jam itu, rata-rata kita tidur antara 8 jam sehari. Jadi 1/3 usia kita habiskan untuk tidur. Benar? Lalu 2/3 kita kemanakan? Anak-anak sekolah saat ini belajar antara 5-8 jam termasuk les-les dan activity after school. Saya guru dan orang dewasa pada umumnya bekerja antara 8-10 jam sehari. Eh ngga juga sih. Saya di sekolah jam 6.45-14.45, ngajar les 1,5 jam. Tapi perjalanan ke sekolah dan ngelesi sih rata-rata 2 jam sendiri lho. Jadi sih rata-rata 12 jam lah. Intinya sih, kayaknya hanya ada 4 jam efektif waktu. Nah 4 jam ini mau ngapain?
Ada bebarapa hal yang disampaikan pak Tonny kemarin,
1. Waktu itu tidak ternilai jika dilihat sebagai momentum, atau bahasa kerennya anak teologi dulu, "Kairos" Apa sih momentum itu? Kesempatan. Waktu sebagai kesempatan tak akan terulang. Kesempatan setiap orang tidak sama. Seorang pelari (kemarin diputarkan film cool running part-nya Dennise si pelari kesandung temannya dan gagal memenangkan seleksi ke olimpiade musim dingin) waktu sebagai kesempatan itu mungkin berbilang detik. Sedetik salah langkah, hilang kesempatan menuju olimpiade. Bagi orang lain mungkin hitungannya menit. Namun kesempatan berharga yang terlewatkan jelas takkan mungkin diputar ulang. Benar sih jam terus berputar, namun kesempatan, mungkin tak terulang dua kali. MUNGKIN. Jadi kita perlu memiliki kemampuan menangkap momentum/kesempatan dan mempergunakannya dengan sebaik mungkin. Kesempatan berbuat baik, kesempatan berbagi, kesempatan memberikan maaf, kesempatan mencintai dan semua kesempatan menyatakan terimakasih pada ALLAH pemberi kehidupan. Efesus 5: 17 Pergunakanlah kesempatan yang ada.
Jika teman-teman melihat foto di atas, ada yang ingin saya kisahkan sebenarnya melalui foto-foto tersebut, setiap memandangnya, ada suatu kenangan yang kalau dibalik, sebenarnya kesempatan itu duduk berdua, makan bersama dan berbagi suka ceria ngga akan terulang lagi, ya itulah kesempatan. Foto kedua diambil tahun lalu, sama juga, sampai hari ini, mbak Ella mau ketemuan saja sukar, kenapa? Itulah kesempatan. Kesempatan membangun persahaban, kesempatan berbagi canda dan bahagia. Kita semua punya kisah bukan?
2. Waktu itu terbatas. Musa menuliskan dalam Mazmur 90: 10, usia manusia itu biasanya antara 70-80 tahun. Seperti saya tuliskan diatas sebelumnya, bahwa 1/3 nya sudah kita isi dengan tidur, lalu berapa banyak yang sudah kita gunakan memuliakan ALLAH sang pemberi waktu? Berapa banyak yang kita gunakan untuk memberi manfaat bagi orang lain? Dan berapa banyak yang kita gunakan untuk kepentingan diri kita sendiri? Apakah kita menghabiskan waktu untuk #hal hal yang berguna? #hal-hal yang boleh? #hal-hal yang dilarang?
Yuk merenung. Salam Senin Pagi, SEMANGAT memberi MANFAAT pada SESAMA.
Maria Margaretha
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tips Hidup Maksimal
Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...
-
Jaman saya sekolah dulu, tas saya relatif ringan. Buku pelajaran dipinjami oleh sekolah dan tidak ribet bawa buku cetak. Sekarang ini berbe...
-
Judul:Zone Penulis: Jack Lance Penerbit: Bhuana Sastra/BIP Jumlah halaman : 328 ISBN: 9786024554927 Harga: Rp. 75K Sinopsis: Dengan ...
Sipp. Mencerahkan mbak Maria..
BalasHapusMakasih udah majang nama saya di artikelnya.
Salam hangat
Maaf,... minjem namanya ngga pakai izin,... tapi ngga marah kan?
Hapuseaaa, perenungan yang baik ini :)
BalasHapusMakasih Uda Ando...
Hapus