Sabtu, 07 Maret 2015

Cantik itu Percaya Diri

Catatan ini kutulis gara-gara menemani anak-anak hari ini performance menari di acara Cap Go Meh sekolah. Pagi-pagi aku dengan kaki yang masih setengah pincang, karena habis jatuh hari Selasa, naik ke kelas yang hehehehehe.... adanya di lantai 3. Yah,... mau bagaimana lagi, karena di antara semua guru perempuan, saya mungkin satu-satunya guru yang ngga bisa dandan dan jelas ngga bisa mendandani orang. (nunggu aja kalau saya married bisa ngga deh) Jadi saya akan mengawasi anak-anak menanti gilirannya perform. Anak-anak sebenarnya sudah didandani, namun pastinya kurang menor lah kalau untuk panggung. Jadilah di sekolah guru-guru perempuan menjadi perias dadakan, kecuali saya.
Saya juga bertugas memanggil siswa untuk menggunakan kostum, dan terus didandani di ruang guru lantai 2. Selesai dandan, anak-anak dikirim kembali ke kelas, lagi, naik ke lantai 3. Diantara sakitnya kaki ini harus mondar mandir lantai 2 dan lantai 3, ada pula kabar satu siswa yang harusnya ikutan perform ternyata tidak hadir. Saya minta bantuan murid saya melapor, supaya saya ngga usah turun lagi, namun sayangnya yang dilapori sudah naik ke auditorium sekolah yang lokasinya di lantai 4, aduh. Jelas tidak mungkin menyuruh anak, karena pasti kesalahan kalau anak naik ke auditorium sebelum gilirannya pentas. Sayapun beringsut ke lantai 4 melapor. Kosongin aja. Begitu instruksinya. Saya meneruskan instruksi pada siswa saya, para penari.
Tapi, yang mau saya ceritakan bukan kaki saya yang sakit. Cerita saya ini tentang salah satu siswa perempuan. Ia mendapatkan kostum yang menurut saya mungkin kurang ia sukai sehingga ia mengatakan dirinya jelek. Padahal, saya dan mamanya bilang ia kelihatan cantik dengan pakaian tersebut.
Kemudian saya menyadari, bahwa perasaan tidak cantik itu muncul, karena ia mendapatkan kostum yang tidak disukainya. Mungkin yang tidak sesuai dengan rencana awal atau bagaimana saya kurang update urusan perkostuman ini. Saya tidak tahu komentar dia soal kostumnya saat performance pertamanya hari Kamis sebelumnya 26 Feb, karena kebetulan bukan saya yang in charge dalam pendampingan.
Saya terpaksa menggunakan aura "guru" saya untuk mendorongnya mengucapkan kata-kata positif tentang dirinya.
Akhirnya sih ia mau juga mengatakan iya cantik. Walaupun dengan tidak serius. Kasihan juga sebenarnya jika mau performance ternyata tidak percaya diri. Dan yah.... kalau sudah tak percaya diri bagaimana mengharapkan penampilan sempurna?
Kecantikan sebenarnya erat hubungannya dengan percaya diri, kalau kita percaya diri, kita akan melihat diri sebagai seorang wanita canik. Kalau tidak? Yah gitu deh.

2 komentar:

  1. Cantik itu Percaya Diri ---> iya memang... ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kita wanita yang percaya diri,... maka kita cantik....

      Hapus

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...