Minggu, 16 Oktober 2016

Sanksi Bagi Siswa Yang Tidak Membawa Buku Pelajaran

Jaman saya sekolah dulu, tas saya relatif ringan. Buku pelajaran dipinjami oleh sekolah dan tidak ribet bawa buku cetak.
Sekarang ini berbeda. Bawaan anak SD sehari hari banyak sekali. Yang saya ingat, tiap pelajaran minimal 3 buku. Ha? Benar itu. Jadi kalau sehari 6 pelajaran atau 5 saja, bisa bisa berat tasnya sudah 5 kg an.
Murid saya bilang berat tas sekolahnya bersama isi saja 7 kg itu saat ada olah raga dan art yang ngga pakai buku cetak dan tulis.
Jadi kadang tuh mau ngomelin anak yang ngga bawa buku pelajaran saya itu mikirrrrrr. Kasihan mereka. Terserahlah kalau mau bilang saya tidak mendidik.
Bagi saya, kalau ngga bawa buku itu kan mereka sendiri sudah rugi. Beli mahal mahal, pas mau dipakai eh ngga bawa. Jadi ngga maksimal kan belajarnya? Jadi itu saja sudah konsekuensi, paling banter ya sudah saya omelin kalau sudah lebih dari 2 kali. Terutama kelas besar, kelas 4 ke atas. Tapi nyatanya lho, jarang anak di kelas saya tidak membawa buku. Entah mengapa.
Sebaliknya, di kelas guru lain yang memberikan hukuman, misalnya disuruh berdiri karena tidak membawa buku, malah gantian yang tidak bawa buku. Lho?
Sebenarnya kunci memberikan sanksi yang efektif adalah,
1. Kesepakatan kelas.
Sebelum mengawali kelas, utamanya saat minggu minggu pertama, ajak siswa berdiskusi apa sanksi yang menurut mereka sesuai untuk kelalaian membawa buku pelajaran. Usahakan agar kelalaian inilah yang jadi fokus agar anak berubah. Membuat jera yang lalai. Walaupun tidak menghukum, di kelas saya mereka yang lalai bawa buku jadi jera, karena saya menunjuknya menyelesaikan soal di papan tulis. Hehehehe. Konstruktif lho. Dari yang math-nya 0 jadi bisa naik sampai 60 pas quiz. Sebagai guru saya sih happy dengan hasil ini.
2. Tanamkan kesadaran. Sadar bahwa belajar perlu alat. Alatnya ya buku itu. Sadar untuk malu tidak membawa buku pelajaran. Ini cukup buat anak anak kelas 4-7. Memberi hukuman menulis 100 kali, 2 halaman atau semacamnya kadang juga tak membantu. Jadi lebih efisien kalau anak anak sadar tugasnya.
3. Mengabaikan siswa.
Kadang ini sebenarnya trik saya. Anak ngga bawa buku kadang sebenarnya minta perhatian kita sebagai guru. Dengan psikologi pembalikan, saya justru mengabaikan mereka, yang membuat mereka menyadari bahwa perilaku negatif hanya akan diabaikan oleh Ms Maria, mendingan berperilaku positif saja yang mendapatkan perhatian.
Nah, ada ide yang lain? Sharing dong, kalau ada idenya.
Terimakasih.
Salam Edukasi.

Maria Margaretha

Kerajinan

Ibadah pagi hari ini di MDC Jakarta masih membahas mengenai karakter.
Bagaimana karakter orang Kristiani yang berkenan pada TUHAN dan sesamanya. Bagaimanapun, orang Kristen juga masih hidup di dalam dunia nyata kan? Bekerja dan bergaul dengan orang yang mungkin berbeda malahan.
Pembicaranya diimpor dari Philadelphia, USA. Tapi masih orang Indonesia kok. Pastor Theny Landena namanya.
Berikut uraian renungan nya.
Tuhan memberkati orang yang rajin. Kerajinan dapat dilihat dari usaha dalam potensi seseorang. Tuhan memberikan pada setiap orang potensi, kita harus mengusahakannya. Mengolahnya. Hal ini terlihat dari kisah Salomo yang mengangkat Yerobeam seorang yang tangkas dan rajin. Kerajinan mendahului suatu posisi. Kita punya elemen keberhasilan dengan usaha kita bisa memperoleh keberhasilan itu. Posisi yang diperoleh orang yang rajin adalah posisi yang baik.
Usaha kita, kerajinan kita membuat hidup kita memuaskan.
Orang yang malas akan ketinggalan banyak hal. Ketinggalan kesehatan, kehilangan kesempatan, bahkan yang sepele ketinggalan pesawat.
Posisi tidak turun dari langit, tetapi dari kerajinan kita.
Bekerjalah dengan rajin, karena saat kita bekerja dengan rajin hal itu menciptakan kesempatan yang baik/kesempatan emas.
Kemalasan hanya menciptakan masalah dan masalah yang lebih besar.
Menunda dan mengabaikan adalah ciri kemalasan. Tidak ada usaha untuk melakukan tanggungjawab nya. Melakukan banyak hal dengan tergesa-gesa adalah ciri kemalasan. Kemalasan menutup masa depan yang lebih baik.
Galatia 5:9, menyebutkan bahwa kerajinan adalah kualitas kunci kesuksesan, Amsal 21:5.
Menarik bahwa ada tertulis bahwa kemalasan membawa kerja paksa. Wow. Jadi orang yang suka menunda, lalu tergesa gesa sehingga tak maksimal, juga mengabaikan tugas atau tanggung jawab di manapun akan mengalami kesulitan.
Sebaliknya orang rajin seperti magnet, membuat atasan senang karena bertanggung jawab terhadap tugasnya.
Jangan keliru, penyakit bisa timbul karena malas lho. Malas gerak misalnya, diabetes kan? Hahahaha... Jadi ingat workshop diabetes 2 Minggu lalu.
Nah, mau jadi malas apa rajin?
Semangat deh jadinya. Makasih makasih Kak Theny. Renungan Firmannya sungguh menginspirasi.
Selamat hari Minggu.
Salam,
Maria Margaretha

Sabtu, 15 Oktober 2016

Jumpa Blogger Sun Life, Cegah, Obati dan Lawan Diabetes

Diabetes?
Memang tahu apa diabetes? Apa yang kamu tahu?
Pertanyaan tentang diabetes itulah yang membuat saya tertarik mengikuti jumpa blogger SunLife ini. Saat dijawil Ibu Elisa Koorag di FB. 

Mungkin sebagian besar masyarakat sudah familier dengan Penyakit Diabetes Melitus. Diabetes melitus merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular yang cukup banyak diderita masyarakat selain jantung, kanker dan hipertensi.

Penyakit diabetes adalah penyebab utama untuk kebutaan, serangan jantung, stroke, gangguan ginjal dan amputasi kaki.

Apa sih diabetes itu? Diabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula (glukosa) di dalam darah tinggi. Walaupun tubuh kita membutuhkan glukosa yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber metabolisme tubuh jika berlebihan maka dapat menyebabkan penyakit.

Jadi, berapa banyaknya gula yang dibutuhkan oleh tubuh ? Menurut  anjuran Kemenkes RI untuk anak-anak (balita) hingga dewasa, yakni : perhari 50 gram (setara dengan 4 sendok makan)







Acara jumpa blogger ini dibuka oleh Ibu Shirly Gee. beliau adalah Head Of Marketing Sun Life Financial. Dari kementrian kesehatan ada ibu Dr. Lili. S Susilowaty, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan Republik Indonesia  dan Prof.Sidartawan Soegondo, MD, PdD, F.A.C.E sebagai nara sumber.


Ibu Shirly menjelaskan tentang Company Profile Sun Life Financial yang berdiri pada tahun 1865 dan saat ini Sun Life Financial beroperasi di pasar utama dunia seperti, Kanada, Amerika Serikat, Inggris Irlandia, Hongkong, Filipina, Jepang, Indonesia, India, China, Malaysia, Vietnam dan Bermuda. Di Indonesia sendiri Sun Life Indonesia mulai beroperasi sejak tahun 1995.
Ibu Shirly menjelaskan mengenai visi dan misi SunLife dan juga mengemukakan bahwa acara edukasi semacam ini merupakan bagian dari kegiatan CSR SunLife, sesuai visi dan misi tersebut. Acara serupa  dilakukan dengan bekerja bersama instansi-instansi yang terkait baik pemerintah maupun swasta, lembaga-lembaga kemasyarakat, sekolah-sekolah, universitas baik negeri maupun swasta dan rumah sakit.

Memang Sun Life memiliki rasa perduli yang sangat tinggi terhadap persoalan kesehatan sehingga Sun Life  memberikan dukungan terhadap penanganan diabetes. 

Sun Life bukan hanya mengedukasi blogger yang dianggap bias memberikan kontribusi dalam kampanye menyampaikan informasi tentang diabetes, namun juga bekerja sama dengan RSCM membuat Klinik Edukasi Diabetes.
Berikutnya, Ibu Dr. Lili. S Sulityowati Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI memaparkan bahwa ada trend penyakit diabetes penyandangnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut survei yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2014, 1 dari 10 penduduk  berusia 18 tahun ke atas menderita diabetes dan pada tahun 2015 terjadi kenaikan 4 x lipat dan diperkirakan akan terus meningkat. Melihat kondisi ini kita tidak bisa diam dan berpangku tangan saja.
Diabetes disebabkan
1.    Pola makan yang keliru, kurang memperhatikan sayuran dan buah-buahan
2.    Gaya hidup masyarakat saat ini seperti merokok, minum minuman beralkohol, kurang berolah raga. 
Di Indonesia sendiri sekitar 5,7 % penyandang diabetes tahun 2007 dan tahun 2013 mencapai 6.9% dari sekitar 250 juta penduduk. Bu Lili berharap informasi mengenai diabetes ini dapat meluas ke masyarakat. Pada tanggal 14 November 2016 akan di peringati Hari Diabetes Sedunia dan pada tahun ini juga peringatan  hari Kesehatan Nasional 2016 mengambil tema tentang Diabetes dengan mengkampanyekan slogan Cegah, Obati Dan Lawan Diabetes
Diabetes dapat di bedakan menjadi dua tipe yaitu : 
1.                Diabetes Tipe 1 : biasanya diderita anak-anak bahkan balita, tidak diketahui penyebab tepatnya dan tidak dapat di cegah. Tubuh anak-anak ini benar-benar berhenti memeproduksi insulin , karena itu si penyandang sangat tergantung pada terapi insulin untuk kelangsungan hidup dan pemeliharaan kesehatannya.
2.                Diabetes Tipe 2 : Diabetes tipe ini umumnya disandang oleh sekitar 90% penderita diabetes di seluruh dunia. Pankreas menghasilkan insulin yang tidak memadai atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang tersedia dengan benar.  

Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2012 diabetes bertanggungjawab atas 3,7 juta kematian di dunia secara langsung ataupun tidak langsung. (WHO). 

Diabetes juga berdampak secara ekonomi bagi penderitanya maupun keluarganya karena Diabetes termasuk penyakit katastropik di mana penyandangnya harus mengkonsumsi obat seumur hidupnya dan melakukan pemeriksaan secara rutin. Tahun 2010-2030 kerugian global dari GDP karena Diabetes diestimasikan sekitar 1,7 Triliun Dolar.

Demi meningkatkan kesadaran dan untuk menggerakkan masyarakat dunia  maka WHO menjadikan diabetes sebagai tema kampanye Hari Kesehatan Sedunia tahun 2016. 
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia  ada 10 penyebab kematian utama  ( semua umur) sesuai Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014 yaitu antara lain :

1.
Stroke (I60-I69)
21,1%
2.
Penyakit Jantung Koroner (I20-I25)
12,9%
3.
Diabetes Melitus Dengan komplikasi (E10-E14)
6,7%
4.
Tubercolosis Paru (A15-A16)
5,7%
5.
Hipertensi dan komplikasi (I11-I13)
5,3%
6.
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47)
4,9%
7.
Penyakit Hati (K70-K76)
2,7%
8
Kecelakaan Lalulintas (V01-V99)
2,6%
9.
Pneumonia (J12-J18)
2,1%
10.
Diare dan Penyakit infeksi saluran
1,9%

Faktor -faktor resiko prilaku yang menjadi penyebab terjadinya diabetes yaitu;
1.                26,1% Penduduk kurang aktifitas fisik, semakin banyaknya kesibukan bekerja di dalam ruangan  membuat seseorang lebih banyak diam di tempat sehingga kurang sekali aktifitas fisiknya, Hal ini juga menyebabkan orang mengalami obesitas.
2.                36,3%  Penduduk usia >15 tahun yang merokok. 1,9% Perempuan usia > 10 th merokok. Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
3.                9,5% Penduduk > 10 th kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Ada 2 jenis makanan yaitu makanan enak dan makanan sehat. Jika makanan sehat pola pikir kita yang harus diubah.
4.                4,6% Penduduk > 10 Th minum minuman berakohol. Alkohol menyebabkan gangguan kesehatan.

Saat ini 2/3 penduduk indonesia tidak mengetahui jika ia terkena Diabetes. Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit pembunuh yang tenang,
Kampanye utama yang perlu adalah,
a.     Diabetes dapat dicegah jadi kita lawan Diabetes, caranya, konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah dan sayuran  5 porsi per hari (vitamin dan mineral banyak di kandung oleh sayuran dan buah-buahan), sedapat mungkin menekan konsumsi gula hingga maksimal 4 sendok makan sehari atau 50 gram perhari, batasi garam maksimal 1 sendok teh per hari dan lemak 5 sendok makan, hindari  makanan/minuman yang manis dan berkarbonasi.
b.    Lawan diabetes, lakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berolah raga, berjalan kaki, membersihkan rumah, upayakan dilakukan secara BBTT ( baik, benar, teratur dan terukur)
c.     Lawan  diabetes, lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, awasi berat badan agar tetap ideal dan tidak beresiko (IMT: 18-23), periksa gula darah dan tensi darah secara teratur.
d.    Lawan Diabetes, penderita diabetes dapat hidup sehat caranya mengikuti pengobatan  dengan tepat dan benar.

Melawan diabetes ini disingkat CERDIK, yaitu
1.    (C) Cek kesehatan secara rutin dan berkala, yaitu membiasakan orang untuk screaning tes kesehatan atau general check up
2.    (E) Enyahkan asap rokok 
3.    (R) Rajin olah raga
4.    (D) Diet secara seimbang 
5.    (I) Istirahat cukup
6.    (K) Kelola stres  
Blogger sendiri dapat berperan dengan tulisan-tulisan yang
·                     Menyampaikan informasi tentang diabetes  yang benar kepada masyarakat.
·                     Mengajak komunitasnya untuk memulai  kebiasaan hidup sehat dengan diet sehat, meningkatkan aktivitas fisik, tidak merokok, atau menggunakan tembakau atau minum minuman beralkohol.
·                     Mengajak komunitasnya untuk cek diri secara teratur , lakukan deteksi dini untuk mencegah dan memeperlambat perjalanan penyakit.
·                     Mengajak penyandang diabetes untuk minum obat dengan  teratur dan menjaga gaya hidup sehat untuk mencegah komplikasi.
·                     Mengajak pemangku kepentingan untuk membuat  lingkungan yang mendukung untuk  menunjang gaya hidup sehat.    

Pembicara berikutnya adalah Prof Sidartawan Soegondo, M.D, PdD. Beliau adalah dokter ahli Penyakit Diabetes. Beliau menjelaskan jika kita mempunyai ayah/ibu penyandang diabetes yang harus dilakukan adalah menerapkan pola hidup sehat dan menjaga jangan sampai over weight. 
Yang menarik Prof. Sidartawan menyebutkan bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa dia menyandang diabetes.
Diabetes adalah penyakit progresif yang tidak bisa sembuh, jadi untuk mengetahui apakah kadar gula kita baik atau tidak harus ada pemeriksaan darah spesifik HbA1c. Jika kadar gula dalam darah kita terkontrol dengan baik, bahkan seorang penyandang diabetes dapat hidup normal seperti orang kebanyakan.

Di daerah berkembang pemeriksaan HbA1c test jarang dilakukan sehingga agak sulit mengetahui kondisinya dengan akurat sementara untuk mengetahui kondisinya dengan baik maka seorang penyandang diabetes harus melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala misalnya sebulan sekali, tiga bulan sekali atau satu tahun sekali misalnya. 
Penyandang diabetes semakin meningkat karena perubahan gaya hidup dari yang tadinya lebih banyak aktifvitas fisiknya, seperti jalan kaki, bersepeda, bertani yang banyak melakukan mengeluarkan tenaga sekarang semua dimudahkan mesin dan di era serba canggih membuat orang malas untuk bergerak sehingga sangat sedikit sekali aktivitas fisiknya. Kurangnya Aktivitas fisik membuat seseorang bisa mengalami obesitas 

Selain itu pola makannya pun mengalami perubahan, dulu masyarakat banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran sedangkan saat ini banyak makanan cepat saji yang mengandung kadar lemak, gula dan garam tinggi.

Seseorang dikatakan Diabetes apabila gula darah puasa di atas 126 atau setelah puasa diatas 200. Jika gula darah puasa di atas 100 dan setelah puasa 140 maka orang tersebut punya potensi terkena Diabetes. normalnya jika gula darah puasanya dibawah 100 dan gula setelah puasa di bawah 126.

Seseorang penyandang diabetes harus mengkonsumsi obat diabetes seumur hidupnya dan antara pasien diabetes yang satu obatnya berbeda dengan pasien diabetes yang lainnya sehingga kita tidak bisa minum obat diabetes sembarangan, perlu berkonsultasi dengan dokter masing masing. Kita perlu berhati-hati juga agar tidak mengalami komplikasi. Komplikasi pada diabetes meliputi komplikasi makrovaskular ke otak bisa menyebabkan gangguan pada fungsi otak yang berakibat fatal pada kematian demikian pula pada organ lain seperti jantung, ginjal dan paru-paru dan komplikasi mikrovaskular menyebabkan terjadinya penyumbatan di otak maka akan berdampak pada strok, sedangkan jika penyumbatan di syaraf mata akan menyebabkan kebutaan dan sebagainya.

Jadi sebelum hal ini terjadi pada kita marilah kita jaga kesehatan kita, ubahlah pola berpikir kita bahwa kita makan bukan untuk enak tetapi makan agar tubuh menjadi sehat, mulailah mengatur pola makan kita, tinggalkan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol, jika buka kita yang menjaga tubuh kita maka siapa lagi yang mau menjaganya.
Terimakasih Sun Life Financial, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Ibu Elisa Koraag memberi kesempatan saya ikut acara jumpa blogger ini. Mencerahkan dan bermanfaat bagi saya agar menjalani pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan diabetes secara berkala.

Mudah-mudahan bisa ikut acara lagi, yang bermanfaat seperti ini.
Salam edukasi, Maria Margaretha

Minggu, 02 Oktober 2016

Inisiatif

Pagi ini ibadah Minggu di MDC bertemakan tentang inisiatif. Dalam beberapa minggu, MDC akan melanjutkan tema mengenai sikap hidup orang percaya.
Orang percaya seharusnya bekerja bukan semata mata karena pengawasan, reward atau punishment. Dalam Matius 15:14-29, dalam kisah talenta, pegawai yang dipercayai diberikan 5, 2, dan 1 talenta. Kemudian tuannya pergi. Hamba hamba tersebut bekerja tanpa diawasi, atau diberi perintah.
Inisiatif adalah kemampuan memutuskan dan melakukan tindakan yang benar tanpa diberi tahu, mampu melakukan apa yang seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang ada disekelilingnya dan bergerak mengatasi rintangan.
Inisiatif bisa dimiliki jika kita mempunyai motivasi. Motivasi didasari oleh tujuan personal. Kisah empat orang yang membawa temannya yang lumpuh pada Markus 2, menunjukan bahwa tujuan memberikan inisiatif.
Jadi, tetapkan tujuan agar hidup kita punya inisiatif.
Tujuan--> Motivasi --> Inisiatif
Setelah memiliki tujuan, kita perlu menjaga motivasi dengan belajar dari orang lain yang punya inisiatif juga.
Selain itu kita bisa punya Inisiatif dengan memiliki cara pandang yang benar. Inisiatif tidak akan muncul jika cara pandangnya kita salah. Cara pandang yang salah membuat kita tidak termotivasi sehingga kita tidak punya inisiatif, seperti hamba yang diberi kepercayaan 1 talenta.

Jumat, 30 September 2016

Lagi lagi air mata

Pagi ini saya kembali menemukan siswa yang menangis. Akhhhhhhh... Kalau siswa menangis itu harus diselesaikan. Masalahnya, siswanya ini nangisnya sesengukan. Susahlah mau mendengar masalahnya.
Akhirnya setelah 7-8 menit, ia tenang juga dan bisa cerita.
Rupanya, ia baper. Jadi, hari itu kelasnya mendapat kesempatan menyanyi saat assembly. Karena datang terlambat, ia tidak bisa ikut menyanyi.
Seorang temannya menuduh dia sengaja datang terlambat supaya tidak perlu tampil dan seorang lainnya mengomeli dia juga.
Ealah. Baper toh.
Ya sudah saya suruh mereka minta maaf.
Peristiwa siswa menangis, hampir selalu di setiap level kelas. Memang di SD, posisi guru bukan hanya pengajar. Guru adalah orang tua yang senyata nyatanya dalam kelas. Kadang harus menghibur, membimbing, mengingatkan, memarahi, semua karena cinta.
Setelah lama berlalu anak akan lupa kenapa menangis. Tapi anak ingat gurunya peduli.
Hmmmm Selamat Pagi ya.

Kamis, 22 September 2016

Ide Pemberian Sanksi bagi Siswa

Pagi-pagi hari ini t-shirt saya sudah basah. Lagi lagi ada siswa yang berlinang air mata. Saya langsung stress. Lho kok?
Iya, sebab sekarang ini saya bertanggung jawab sebagai wali kelas 7. Ini sudah remaja dan harusnya acara berlinang air mata itu sudah lewat masanya. Selidik punya selidik, saya menemukan siswa saya ini tengah bersedih karena hal yang sama dengan siswa saya 2 tahun lalu di kelas 5. Nilainya jelek.
Lha?
Rupanya guru pengajar memberikan syarat agar siswa menyalin soal dan jawabannya sebanyak 10 kali, kalau mau nilainya KKM. Sekarang saya yang termenung. Masalahnya, apa manfaatnya sanksi seperti ini?
Di tempat les, saya juga menemukan anak didik saya diberi sanksi yang sama jika nilainya di bawah KKM. Bahkan disuruh menyalin 15-20 kali.
Anak les saya sih memang boleh saya bilang cuek dan tak pedulian. Diberi sanksi ya dikerjakan, atau diabaikan.
Saya yang jadi stress. Memang bermanfaatkah sanksi semacam itu di kelas 5-7? Di mana anak didik sudah jelang puber, dengan sifat "baper"?
Idealnya guru berusaha mengenali siswanya dan menemukan cara membelajarkan siswa. Beberapa siswa bereaksi negatif dengan sanksi tersebut. Mereka mengabaikan, atau menyelesaikan secara asal asalan, ataupun jadi stress, seperti siswa saya yang menangis tersebut.
Menyimak kasus guru yang dikriminalisasi, apakah bukan saatnya setiap guru introspeksi diri dan meng up to date ilmu agar bisa membuat siswa belajar menjadi baik?
Saya sebagai pengajar math, yang selalu divonis pelajaran susah saja, berupaya membuat pelajaran saya menyenangkan. Saya sadar Math hanya bisa dikuasai dengan latihan dan latihan itu membosankan, maka saya memberi anak ruang bergerak saat mengajar. Caranya, gantian maju ke papan tulis mengerjakan latihan. Kadang, sebelum belajar saya ajak berolah gerak sejenak.
Sanksi kreatif apa yang bisa membuat siswa bekerja keras dalam test yang kita buat?
1. Menuliskan kesalahan dalam test. Alasan kenapa kesalahan terjadi. Misal: dalam pelajaran Rasio, test nilai kurang dari KKM, anak perlu tahu di mana kesalahannya. Apakah kurang teliti menghitung, kurang teliti membaca soal, atau karena tidak memahami bahasa soal. Minta siswa merencanakan apa yang akan dilakukan supaya dalam test berikutnya mereka bisa.
2. Berikan ekstra kelas dan perbaikan sampai mereka mencapai nilai KKM. Harus. Karena anak berhak atas remedial/perbaikan. Ekstra kelas sebenarnya sanksi karena anak harus pulang terlambat untuk mengejar ketinggalan. Namun memang guru lebih repot, karenanya. 
Perlu diingat bahwa test adalah cerminan usaha mengajar guru. Jika siswa nilainya jelek, jangan jangan kita tidak bisa mengajar.
Ada pendapat lain? Atau ide jitu lain? Yuk berbagi.

Minggu, 18 September 2016

Walk the Talk [Attitude will determine Altitude]

Menghidupi perkataan kita berbicara hal integritas. Tidak mudah melakukan yang kita katakan. Your walk talk, your talk walk your talk.
Keberadaan kita yang menjalani perkataan kita akan membawa pengaruh yang besar bagi orang lain. Suatu perkataan bijak sebagai berikut "Hamba, taati tuanmu. (Miliki skill) Jangan membantah(bersungut), jangan curang (integritas).
Melakukan apa yang dikatakan lebih dari kejujuran. Namun melakukan apa yang kita ucapkan. Siapa kita saat tidak ada yang melihat. Sungguh sulit.
Orang yang punya integritas, bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan/dosa. Orang yang punya integritas adalah orang yang semakin hari bisa semakin meninggalkan kesalahannya.
Sorry, bukan menyembunyikan kesalahan, tapi tidak lagi melakukan kesalahan dua kali. Integritas bicara tentang keadaan hati kita. Hati yang mau terus berubah menjadi lebih baik. Masalahnya hati kita adalah hal yang hanya Tuhan dan kita yang tahu.
Kemana kita berjalan saat ini lebih penting dari masalalu kita, baik keberhasilan maupun kegagalan.
Hati yang berintegritas dirusak oleh kompromi kompromi kecil.
1. Orang yang berintegritas adalah orang yang utuh. Apa adanya. Real. Di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja.
Pernah menemukan orang yang sharing hal hal yang baik di kantornya, tapi dalam keluarga sharing hal hal yang tidak baik. Negatif terus.
Misal, kita diperlakukan tidak adil, kita mengeluh. Tapi jika kita mendapat keuntungan dari orang lain yang membuat orang itu mengalami ketidak adilan, adakah kita mau mengakui, menyatakannya?
Tak mudah menjadi orang berintegritas. Menjaga hati, tak mudah. 
2. Tulus
Orang yang berintegritas, tidak bertopeng. Ia menjadi diri sendiri yang apa adanya.
3. Motivasinya murni.
Saat ini kita hidup di masa orang mementingkan penampilan, reputasi. Tapi yang saat ini diperlukan justru orang yang motivasinya murni.
Tidak seperti penjual kopi yang mungkin tidak suka kopi, tapi seperti seseorang yang menjalani hidup dengan benar.
3 alasan orang melakukan hidup berintegritas.
1. Takut.
Anak melakukan hal yang benar takut dimarahi, diomeli. Takut pada konsekuensi melakukan kesalahan. Hidup kita akan sulit jika kita takut pada konsekuensi/akibat dari kesalahan kita. Menyembunyikan kesalahan, hanyalah menyiksa dan memenjarakan hidup kita dalam ketakutan.
2. Mendapat keuntungan dari hidup berintegritas. Melakukan hal yang benar karena ada benefitnya. Apa yang kita dapat dari melakukan yang benar. Berfokus pada keuntungan dari melakukan yang benar.
3. Melakukan hal yang benar karena itu benar untuk dilakukan. Ini adalah hal yang natural yang kita lakukan, dan melakukan dengan keikhlasan.
Berbuat salah manusiawi, namun sikap kita dalam melakukan kesalahan sangat penting. Maukah kita memperbaiki kesalahan dan tidak melakukannya lagi??? Bukan karena takut atau ada keuntungannya, tetapi karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Integritas mencakup kehidupan personal, relasional, finansial, vokasional.

Senin, 12 September 2016

(Review Hotel) Semalam di Century Park Senayan

Selasa yang lalu, seorang teman dari luar Jakarta mengikuti workshop. Beliau menginap di Hotel Century Park, Senayan. Awalnya saya dan dia hanya janjian untuk ketemu saja. Namun saat saya menjelang berangkat, beliau mengirim pesan, "mau nginap, ngga? Teman sekamarku ngga datang nih."
Wah, menarik juga. Sayangnya keesokan harinya saya harus mengajar juga. Tapi beliau tak keberatan saya pulang jam 6.30.
Sip. Jadilah saya menginap.
Memasuki lobby hotel, saya menelepon teman saya melalui house call. Sambutan dari front desknya ramah saat saya menitipkan tas laptop berisi buku dan netbook saya. Saya diberikan bukti penitipan. Saya dan teman saya itu mencari makan malam. Sayangnya, penjual makanan gerobak tidak terlihat. Jadi kamipun masuk ke mall FX. Yah mall FX. Kami makan malam di Sate Khas Senayan. Jalan kaki saja sampai dari hotel Century.
Seusai makan malam, saya mengambil tas di front desk dan naik ke kamar dengan teman saya. Akses lift menggunakan kartu.
Setiba di kamar, saya senang sekali. Kamarnya luas, dan kelihatan nyaman. Kamar mandinyapun bersih. Saya menemukan sandal kamar dan amenities yang lengkap sekali. Sampai sampai saya minta teman saya mengizinkan saya mengambil perlengkapan jahit mini di toilet itu.
Selain perlengkapan standar seperti sabun, shampo, sikat gigi, odol dan tisu, disediakan sisir, lotion dan perlengkapan jahit mini tersebut. Eh, ada lho hotel yang tidak memberikan sikat gigi dan odol. Red Planet misalnya, terakhir saya menginap Maret lalu tidak menyediakan sikat gigi dan odol.
Sambil mengobrol sampai ketiduran kami berdua, saya mengisi baterai HP saya. Colokan tersedia di banyak tempat, dan WiFi tersedia tanpa password.
Bangun bangun sudah jam 5 pagi. Saya menyalakan air panas, dan mandi. Segar sekali.
Setelah mandi bergantian, jam 6 kurang 10 kami turun ke restoran. Restorannya sudah buka dan makanan yang tersesia berlimpah, dengan beragam menu. Mulai masakan Indonesia, makanan ala barat, juga ada ala Jepang.
Sajian minuman panas ada kopi dan teh. Minuman dingin juga beraneka.
Buah segar juga tak ketinggalan.
Asli, breakfast yang tersedia sangat memuaskan dan memanjakan tamu. Sampai sampai saya nyomot beberapa potong croisaant, muffin, cake, dan 3 pisang susu, untuk saya bawa ke sekolah. Saya sendiri? Kenyang sekali. Sampai sampai nyaris terlambat ke sekolah.
Bukan main. Puas sekali semalam di Century Park.
Sebenarnya ada kolam renang juga di hotel ini. Sayang saya hanya numpang tidur.
Hotel ini sesuai bagi orang yang membutuhkan kenyamanan istirahat dan berlibur. Terutama setelah mengerjakan pekerjaan yang melelahkan. Masalah harga? Saya cek di situs perjalanan kurang lebih 1.8 juta semalam.

Sabtu, 10 September 2016

Saya, Pajak dan Tax Amnesty

Minggu lalu, saya pertama kalinya terlibat soal pajak. Sejak 2009, saya sudah mempunyai NPWP. Tapi, sejak 2009 bekerja, NPWP saya hanya kepunyaan saja. Saya ngga tahu pajak saya berapa. Sebab sebenarnya kalau hitungan saya antara penghasilan dan pajak yang dibayarkan sekolah kadang saya bingung. Selama ini, gaji saya terima bersih. Pajak sekolah yang bayar dan saya tinggal tahu beres.
Walaupun periode Juli 2013-Juni 2015 saya tidak lagi menerima gaji bersih, namun, saya tetap tidak tahu menahu hal pajak ini. Dipotong pajak berapa ya iya saja. Soalnya nilainya hanya belasan ribu. Tidak pernah lebih dari 30 rb seingat saya.
Kaget juga waktu menerima gaji pertama dengan potongan pajak yang bagi orang lain mungkin nominal yang kecil, tapi buat saya, nominal itu uang makan saya seminggu, serius.
Sempat menanyakannya ke bendahara sekolah, dan diskusi dengan teman yang pernah jadi HRD. Gara gara diskusi itulah saya jadi mengunjungi kantor pajak Gambir Dua. Habis, teman saya menyinggung soal rumah yang saya cicil di antah berantah itu sudah dilaporkan belum sebagai kekayaan. Halah?
Dari penjelasan petugas piket di kantor pajak itulah, saya jadi mengerti bahwa walaupun pajak sudah dibayar, saya perlu melaporkan pada kantor pajak di mana NPWP saya terdaftar.

Jadi informasi dari petugas piket di kantor pajak seperti ini,

Dirjen Pajak mengeluarkan peraturan  membereskan laporan pajak yang sudah berlalu sebagai berikut:

1. Nilai harta yang kita laporkan sekarang  tidak lagi harus harga pasar, tetapi harga wajar yang kita tentukan sendiri. Nilai yang kita tentukan ini tidak akan dikoreksi oleh petugas pajak dan tidak harus ada dokumen pendukungnya. Kedepannya pun petugas pajak tidak boleh melakukan penelitian terhadap nilai harta yang kita masukan ke Tax Amnesty ini, jadi benar2 terserah kita. 

2. Kalau ada rumah atau mobil atau harta lain yang dibeli dari income yang sudah bayar pajak, tidak usah bayar tax amnesty tapi ikut pembetulan laporan pajak (SPT) saja. Begitu juga dengan harta warisan dan hibah, jika belum masuk di SPT cukup dilakukan pembetulan laporan pajak. Hanya perlu membayar Rp 100.000 biaya admin di kantor pajak. Dengan ikut pembetulan SPT ini, kita berarti patuh pada UU Perpajakan, tidur bisa enak.

3. Isi formulir juga sekarang lebih gampang. Harta dan utang yang telah dilaporkan di laporan pajak sebelumnya tidak perlu dirinci lagi, hanya perlu jumlah totalnya saja.

4. Sekarang pensiunan dan masyarakat yang pendapatannya Rp 4,5 juta per bulan ke bawah tidak perlu punya NPWP, tidak wajib lapor SPT,  tidak wajib ikut Tax Amnesty, dan tidak akan kena sangsi TA atau pun sangsi pajak. NPWP berlaku seumur hidup. Jadi kalau memang penghasilan di bawah 4.5 dan terlanjur punya NPWP, dilaporkan saja pajaknya 0.

5.  Tidak usah ijin kantor untuk ke kantor pajak, sekarang kantor layanan pajak juga buka di hari Sabtu jam 8 - 2 siang dan Minggu jam 8-12 siang.

Kalau mau info lebih lengkap telp aja ke hotline Tax Amnesty : 1500 745.

Sebaiknya kita tahu juga account representatif pajak yang menangani NPWP kita.
Kita dapat memperoleh informasi detail perpajakan kita sejak pembuatan NPWP. Apalagi yang seperti saya, yang ngga ingat semua detail perpajakan saya sebelumnya.

Minggu, 04 September 2016

Membangun Attitude yang Baik.

Attitude dibangun dalam kondisi yang tidak baik. Keadaan yang tidak baik adalah situasi baik untuk punya sikap baik. Contohnya kita bisa memilih mengambil respon baik dalam situasi tidak baik.
Pengalaman banyak orang saat situasi tidak baik muncul, itulah ujiannya. Terjebak macet, gaji terlambat, ketemu orang egois, yang bukan karena kita rencanakan tentunya.
Respon baik seperti apa?
1. Tidak menyalahkan sikap/ keadaan/ orang lain
2. Tidak kompromi dengan hal hal yang prinsip.
3. Punya kemampuan yang dapat diandalkan dan teruji
4. Lakukan yang terbaik dalam semua keadaan.
Jadilah maksimal.

Selasa, 05 Juli 2016

Deteksi Vaksin Palsu

Vaksin palsu memang membuat geram banyak orang. Walaupun saya belum berkeluarga dan punya anak, rasanya juga ngga rela kalau anak anak divaksin dengan vaksin palsu. Resikonya kan jangka panjang. Apalagi motifnya hanya ekonomi belaka.
Sebagai pendidik, saya merasa perlu tahu apa sih vaksin palsu itu, dan bagaimana kok bisa ada vaksin palsu. Ketertarikan untuk belajar. Persiapan buat masa depan. Karena saya peduli.
BPOM dan Sahabat Ibu melalui Blogger Cronny memfasilitasi keingintahuan saya, melalui talkshow di aula BPOM, Jl. Percetakan Negara no 23, hari Kamis, 1 Juli 2016 yang lalu.
Sebagai orang awam kita perlu tahu ciri ciri dari vaksin palsu.
1. Jangan segan bertanya pada paramedis atau orang yang memberikan vaksin, apakah vaksin yang diberikan adalah vaksin resmi yang dibeli dari distributor tersertifikasi atau tidak. Vaksin tidak bisa disimpan sembarangan. Perlu suhu khusus yaitu 2-8°c.  Apabila ragu minta untuk melihat batch dari vaksin tersebut. Vaksin palsu beredar secara ilegal dan sedikit lebih murah dari yang asli. Pada 2008an memang sudah marak vaksin palsu. Modusnya adalah mengganti label expired. Tapi vaksin palsu masa kini jauh lebih berbahaya karena hanya merupakan pengenceran dengan air keran yang tidak steril dan dioplos dengan gentamycin yaitu antibiotik yang berbahaya jika disuntikkan pada anak kecil.
2. Lakukan pemeriksaan kemasan, label, izin dan kadaluarsa pada Vaksin yang diberikan.
3. Vaksin palsu dapat dilihat dari bentuk tutup, ada kemungkinan terlihat bekas congkelan, warna cairan, bisa lebih keruh atau malah lebih jernih, serta kemasan yang logonya mungkin tidak sesuai.
BPOM sebagai lembaga regulasi vaksin telah melakukan penyegelan terhadap tempat yang diduga memberikan vaksin palsu. Namun demikian kerjasama dan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mengawasi juga dibutuhkan.
Talkshow ini sungguh bermanfaat menggugah dan menyadarkan bahwa masyarakat dapat berbagi informasi dan berpartisipasi dalam mengawasi penggunaan vaksin.
Terimakasih atas undangan talkshow serta ilmu yang dibagikan oleh Ibu Rianti dan Pak Arus dari BPOM. 

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...