Minggu, 12 Oktober 2014

Luka

Aku tak pernah memahami

Adanya rasa ini

dalam relung-relung hati

kala kumenyendiri



Kadang,

ingin kuberlari

didera radang

tak kunjung henti



Aku ingin seperti yang lain

punya toleransi lebih dan pengertian

lelah sudah aku berjalan

tak sanggup lagi ku meniti titian



kenapa aku berbeda?

Sabtu, 15 Maret 2014

Berilah, pemberian yang menyembuhkan

Berilah pada orang yang membutuhkan tanpa mengharap imbalan. Karena saat memberi, berarti kita sedang menabung untuk masa kekekalan. Kita perlu mengingat bahwa kita tak membawa apa-apa waktu kita dilahirkan, masuk ke dunia ini. Demikian pula saat kita meninggalkan dunia ini, mati, wafat, kita tak pula bisa membawa apapun. Hal ini memang bukanlah apa yang diajarkan dunia ini pada manusia masa sekarang. Di masa kini, manusia cenderung menyimpan dan memikirkan dirinya sendiri untuk masa depan yang ada akhirnya, yaitu kematian. Bahkan, penjara adalah kematian kala hidup. Ini bisa dilihat dari kehidupan para pemimpin masa kini. Beberapa hari lalu saya terlibat percakapan sendu, dengan seorang ibu. Ia mengutarakan kejengkelannya karena seolah kurang dipedulikan oleh keluarganya. Rumah-rumah ibadah juga kehilangan pemimpin yang memikirkan umat. Di gereja, ada pemimpin jemaat yang ditahan, dicurigai menyalahgunakan kepemimpinannya untuk diri dan keluarga. Tak kurang juga disebut beberapa ustad dalam forum-forum diskusi, yang menuntut rupiah dari umat. Aduhai, memang masih ada nurani di antara-nya. Namun sungguh sedih kala menyimak dan mengamati bagaimana manusia masa kini menjadi egois dan tak lagi peduli. Memberi, dapat menjadi sarana untuk menyadarkan diri, bahwa hidup ini sementara. Mari berbagi dengan memberi, apa yang seharusnya kita berikan. Salam.
9memberi tak hanya uang. Namun juga waktu dan tenaga.

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...