Kamis, 13 November 2014

Peranan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran

Oleh Maria Margaretha S.Pd.
Pada masa lalu, guru mengajar menggunakan buku ajar. Guru yang sudah mengajar bertahun-tahun, menguasai buku ajar hingga kadang kala guru sudah tak lagi perlu membuka buku ajar untuk melaksanakan proses pembelajaran. Hafal tanpa melihat buku ajar lagi.
Murid pada masa lalu bergantung sepenuhnya pada guru untuk menjelaskan hal-hal yang ada dalam buku ajar. Murid tidak masuk sekolah akan ketinggalan materi ajar yang diterangkan oleh guru. Murid takut sekali absen, karena takut ketinggalan.
Masa kini, murid tak lagi takut absen sekolah. Kata mereka, belajar melalui you tube lebih menarik dari keterangan guru. Mereka juga tak segan mengkritisi guru, karena hal-hal yang diterangkan guru sudah mereka ketahui dari internet.
Kondisi seperti ini, apakah fungsi guru jadinya?
Di kelas 5 SD, anggota kelas saya, dari 32 siswa, 28 di antaranya mempunyai akses internet. Mereka menggunakan internet dalam kesehariannya. 17 dari 28 tersebut mempunyai akses secara mobile, melalui I-Pad, atau telepon pintar (smart phone) dan sisanya menggunakan PC atau laptop. Ada juga yang menggunakan keduanya.
Separuh dari 28 tersebut menggunakan akses-nya ke internet untuk mencari bahan pelajaran yang tidak dimengertinya. Namun sedih juga, ternyata lebih banyak lagi yang menggunakan akses internet tersebut untuk akses game online. Beberapa di antaranya bahkan aktif di sosial media.
Sebagai guru masa kini, apa tindakan saya?
1. Mendorong diri memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari sumber belajar. Saya menarik minat anak didik saya masuk pelajaran dengan pembukaan berupa video atau tampilan power point yang menarik, yang membuat anak jadi ingin tahu. Tentu saja ini memerlukan sarana dan prasarana pendukung dari sekolah. Tidak semua sekolah memiliki proyektor dan juga speaker, namun sekali lagi, kemampuan guru menggunakan piranti semacam ini penting. Guru perlu menguasai cara membuat slide untuk presentasi yang menarik, menambahkan animasi dan membuat desain dengan cara yang bervariasi.
2. Meng-edukasi anak menggunakan piranti elektronik dan akses internet untuk belajar. Memberikan tugas-tugas yang membuat anak belajar dengan menggunakan akses tersebut. Beberapa sekolah yang maju dan semua siswanya bisa terhubung dengan internet berlangganan situs-situs pembelajaran seperti, Raz-kidz.com, untuk meningkatkan kemampuan membaca bahasa Inggris, science, dan matematika.
Saya pernah memanfaatkan situs seperti IXL.com untuk melatih anak belajar matematika. Ada banyak situs-situs pendidikan yang bisa kita sarankan pada sisiwa untuk meningkatkan kemampuan pelajaran yang kita ampu. Sebagai guru SD yang mengampu semua mata pelajaran tentunya situs-situs ini bisa berguna sekali. Referensi tambahan untuk latihan pelajaran dengan topik-topik tertentu
3. Memberikan pembelajaran pada siswa terkait dengan etika di dunia maya dan memberikan pemahaman pentingnya menggunakan internet untuk kebaikan, bukan sekedar fun, namun memiliki nilai tambah yaitu ilmu dan etika.
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi guru adalah,
a. Membuat kegiatan belajar jadi menyenangkan. Bervariasi dan tidak membosankan. Anak usia sekolah dasar senang bermain dan akses internet memberikan variasi latihan soal yang seolah-olah bermain, padahal belajar juga. Menghafalkan perkalian dengan games interaktif di papan tulis elektronik, membuat kelas sangat bersemangat.
b. Kesempatan guru meng-update kemampuan mengenai manajemen kelas dengan bergabung pada organisasi keguruan di dunia maya. Banyak tips-tips manajemen kelas yang di share oleh rekan guru lain, bisa kita manfaatkan dengan modifikasi untuk kelas kita. Mengapa tidak?
Selain itu kita juga dapat menemukan metode-metode pembelajaran unik yang bisa kita gunakan di kelas kita. Hal yang kita pikirkan, dan kita tahu, mungkin adalah hal baru bagi teman guru di tempat lain. Hal yang bagi guru lain biasa, bagi kita itu baru. Dengan Teknologi, kita bisa melakukan update dan membuat kelas kita lebih menarik dan kreatif.
c. Membangun jejaring sesama guru. Bertukar pikiran, untuk kemajuan pendidikan. Kreativitas tak melulu hadir dalam kesendirian, namun ketika kita bertemu (dunia maya) dengan guru lain, kita bisa menemukan inspirasi baru. Kenapa tidak?
d. Memperoleh sumber kreativitas tanpa ujung. Internet dipenuhi bahan-bahan yang bisa kita manfaatkan. Jika sekolah tidak punya proyektorpun, kita bisa menemukan gambar-gambar bermanfaat yang bisa diprint untuk media mengajar.
TAK KALAH PENTINGNYA:
Guru menguasai TIK bisa membuat buku, dan memberi manfaat pada lebih banyak orang melalu menulis. Mengapa tidak?

1 komentar:

  1. Pembelajaran sekolah berorientasi TIK menumbuhkembangkan semangat untuk anti gaptek. Dimulai dari pendidikan sekolah hingga nanti ke depannya semua generasi hasil didikan sekolah terbekali dengan kemampuan TIK mumpuni. Semangatt dan salam untuk semua Guru Blogger Inspiratif lainnya.

    http://andrigunawanblog.blogspot.com/2014/11/sinergi-tangguh-pemanfaatan-e-library-e.html

    BalasHapus

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...