Hari ini, aku berniat melanjutkan kegiatan belajar bahasa Indonesia. Sejak minggu ketiga Maret lalu, sebagai guru Bahasa Indonesia aku ditugaskan untuk mengangkat tema Ibu Kartini dan menyiapkan display Kartini sebelum 21 April nanti. Sejak tugas tersebut diberikan aku telah mencoba membentuk suasana dan memperkenalkan siswa2 kecilku dengan R.A Kartini. Aku mulai dengan menanyakan apa yang telah siswa2ku ketahui tentang Kartini. Kemudian, aku mulai membacakan hasil risetku tentang Kartini. Beberapa pertanyaan timbul dari siswa2 kecil itu. Ada kata PAHLAWAN yang mereka pertanyakan. Mengapa Kartini disebut PAHLAWAN? Hasil ini sempat aku sharingkan dalam pertemuan guru bahasa Indonesia pada Jumat berikutnya. Kemudian, disarankan agar aku menggali lebih dalam makna kata tersebut bagi anak2. Karena kesibukan lain-lain aku membacakan cerita Kartini tersebut tidak bersambung secara terus-menerus, tetapi tergantung ketersediaan waktu.
Hari ini, sebenarnya siswa2 kecilku akan melanjutkan menulis puisi akostik mereka yang menggunakan awalan KARTINI atau PAHLAWAN. Aku menawarkan pada rekan mengajarku, untuk ambil bagian dalam hal Kartini ini, karena disarankan agar para guru ekspat juga memahami Kartini ini. Ia mengambil inisiatif menugaskan anak2 membuat surat pada Kartini untuk mendalami pemikiran Kartini. Jadi kami membagi anak2 menjadi 2. Aku meminta mereka yang belum menyelesaikan puisi Akrostik Kartini bersamaku dan yang sudah menyelesaikannya bersama rekanku itu.
Namun aku mendapati bahwa ini tidak berjalan sebagaimana aku inginkan. Murid2 kecil itu sudah lupa apa yang mereka pelajari tentang Kartini. Mereka lupa apa yang pernah mereka dengar dari buku yang aku bacakan, dan hasil riset yang pernah kubacakan. Mereka beralasan karena mereka sibuk dengan event terakhir yang mereka lalui. Wow.... Aku menjadi kecewa sekali. Namun selain itu, untuk kedua kalinya pertanyaan MENGAPA KARTINI MENJADI PAHLAWAN muncul. Aku menggunakan waktu hari ini membahas, mengapa seseorang menjadi pahlawan dan siapa pahlawan bagi mereka, dalam level berpikir anak kelas 2 SD. Aku menemukan bahwa bagi mereka seorang pahlawan adalah seseorang yang melakukan hal yang baik bagi masyarakat sekitarnya. Mereka menyebutkan orang tua mereka sebagai pahlawan bagi mereka. Ada yang menuliskan bahwa dokter adalah pahlawan bagi mereka. Ada pula yang berpendapat pahlawan adalah seseorang yang menjadi pemadam kebakaran karena mereka menyelamatkan jiwa manusia. Kartini menjadi pahlawan karena ia menolong rakyat indonesia mendapatkan penddidikan sehingga tidak bodoh lagi. Benarkah itu? Sekarang, aku yang pusing... berhasilkah aku sebagai guru? Mengapa anak2ku tidak dapat mangingat dan menghubungkan KARTINI dengan kehidupan mereka sekalipun, aku sudah membacakan kisah KARTINI itu? Aku ingin memberi mereka tantangan untuk membuat role play Kartini, tetapi, sudah tinggal 3 hari lagi untuk presentasi, apakah masih sempat melakukan perubahan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tips Hidup Maksimal
Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...
-
Judul:Zone Penulis: Jack Lance Penerbit: Bhuana Sastra/BIP Jumlah halaman : 328 ISBN: 9786024554927 Harga: Rp. 75K Sinopsis: Dengan ...
-
Pusing ... Habis ulangan kenaikan kelas, rapat kenaikan kelas, perpisahan kelas 6, itu adalah ritual musiman guru SD kelas 6. Tapi hal ini ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar