Kamis, 29 Januari 2015

Bahagia

Pagi ini, aku bangun terlalu awal.
yah, terlalu pagi sebenarnya untuk tubuhku yang sedang radang tenggorokan, yang membuat emosiku naik turun dan rasanya ingin "makan orang". hehehehe. Kegiatan pagiku selalu sederhana, toilet, kamar, dan laptop. Sama dengan kegiatan harianku, sekolah, privat, kost.
Beberapa waktu lalu aku sempat share dengan seorang sahabat, bahwa aku akan meninggalkan Jakarta lagi, mungkin.
Kata sahabatku, pergilah. Buat dirimu bahagia. Aku sedikit terkejut dengan pernyataannya. Buat dirimu bahagia? Memangnya kamu merasa aku ngga bahagia ya? Ia menjawab, Iya.
hmmmh. Aku mungkin bukan type yang sulit bahagia. Namun perubahan emosiku kadang kala seperti ekstrim yang menakutkan, bahkan diriku sendiri. Aku bisa tertawa gelak dan kemudian menangis dengan pahit pada hari yang sama dengan skala perbedaan emosi yang berada di simpangan besar. Kata sahabatku yang lain, simpangan emosi yang kamu tunjukkan terlalu sukar dipahami orang lain.
Yup. Kadang aku sendiri ingin bisa lebih netral. Balance. Seimbang. Tapi sulit sekali. Aku bisa mengeluarkan dua sisi emosi sekaligus pada saat yang bersamaan. Aku bisa menertawakan dan sekaligus marah. See? Its little bit scary, I thought.
Jadi temanku mengira aku ngga bahagia. Padahal sebenarnya, aku bahagia. Melakukan hal-hal kecil yang membuat orang lain bahagia. Iya.
Aku bahagia melihat orang lain bahagia.
Aku bahagia jika bisa membuat orang bahagia.
Tetapi, aku ngga bisa menyenangkan semua orang.
No, never.
Aku hanya bisa menyenangkan orang-orang yang memberitahu aku cara mereka senang. Kadang, hanya melike status FB mereka. Kadang hanya menyapa mereka. Kadang hanya membalas senyum mereka.
Sebenarnya bahagia itu mudah kok.
Senyum, sapa dan salam setulus hati.
By the way, apakah kita tulus?
Habis nonton video Thailand. Pemuda yang melakukan kebaikan-kebaikan kecil setiap harinya. Merasakan tersiram air, bukannya marah ia mengambil pot tanaman yang kering dan membiarkan air tersiram pada tanaman kering. Membantu tukang sayuran menarik gerobak, berbagi sepotong ayam dengan seekor anjing, memberi sedekah pada seorang anak kecil pengemis, menggantungkan sesisir pisang di pintu seorang nenek tua.
Melihat tanaman menjadi subur, ibu penjual sayur bahagia, anjing yang bersahabat, anak kecil pengemis pergi sekolah, nenak tua yang tersenyum lebar, semuanya tidak membuatnya masuk TV atau terkenal, namun membuat dia bahagia.
Bahagia itu, sederhana.

2 komentar:

  1. Bahagia itu nggak jauh-jauh di luar, tapi ada di dalam hati kita sendiri... Have a nice day, Mbak MM...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mbak Lizz,... Have a nice dream.

      Hapus

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...