Minggu, 12 Juli 2015

Tersihir Croissant {Review Kumpulan Cerpen Josephine Winda}

Buku terbitan Gramediana dan Elex Media ini dipublish 29 Oktober 2014. Saya senang sekali mbak Josephine Winda, yang biasa saya panggil mbak Winda akhirnya berhasil mendobrak penerbit sekelas Elex untuk buku kumpulan cerita ini. Saya terharu saat saya diberi buku ini sebagai kenang-kenangan. Yup, sebagai pecinta baca, saya ini maniak yang bisa sangat emosional jika mendapat hadiah buku.


Buku Croissant ini tidak tebal, dan ukurannya mungil, mudah dibawa sebagai teman perjalanan, untuk 1 jam 15 menit selama perjalanan dengan pesawat, mengalihkan debar debar menunggu pesawat mendarat ke kota tujuan sungguh bermanfaat.


Membaca cerita demi cerita serasa tersihir dan tak mau berhenti. Mungkin sedikit berlebihan sih, tapi memang, menarik. Minimnya kesalahan, walau masih ditemukan paragraf yang terlalu masuk, merupakan kerja keras pengarang sendiri. Pengarang sempat berbagi bahwa menulis cerita ini sebagian besar editingnya dikerjakannya sendiri. Jelas kerja keras.


Saya ingin sekali memulai cerita saya tentang buku ini, ada 10 judul cerita pendek yang ada di buku ini. semuanya berbahasa Perancis. Arti dari setiap judul ditulis di penghujung cerita.
1. Déjà Vu. Kisah seorang pemuda atau gadis sebenarnya ini? Saya memahami jalan ceritanya. Namun membuat paparan kisah ini terasa agak sulit. Sihir pada awa cerita memukau saya, namun pertengahan hingga ending seolah terburu-buru. Well, saya berpikir karena ini cerpen ya?
Dari cerita ini saya belajar untuk melihat sesuatu dengan benar. Bercanda ada batasnya. Karena jika kita tidak tahu pasti karakter dan situasi teman yg dicandai bisa fatal.
Yup. Itulah realita hidup. Salah satunya. Ada saat bercanda bs mencelakai.
2. Bon Appétit. 
kisah ini menurut saya adalah potret kehidupan. Well, siapa yang tidak kenal wanita yg putus pacar dan jadi melar karena menikmati makan sebagai ganti pacaran? Rasanya sering juga kan kita dengar ini? Siapa yang tidak pernah baca kisah wanita yang dipinjam uangnya sama pria pria penipu? Banyak kisah serupa bertebaran. Cara mbak Winda menceritakan ini membuat saya terkenang dan teringat kisah kisah scammer mbak Fey Down di Kompasiana. Dan pesannya, hati2 penipu di sekitar kita.
3. Vis-à-Vis. 

kisah kecewa masa SMA yang dibawa ke dunia kerja dan menjebak orang yg mempermalukan di masa itu terasa dekat dan familier. Ada yg pernah dipermalukan dan dibawa terus? Baca cerita ini akan mengajarkan kita untuk bersikap baik pada semua orang, karena kita tak pernah tahu bahwa kelak mungkin kita akan bertemu kembali dengan mereka.
4. Mademoiselle. 

Kisah Margaretha dalam cerpen ini juga adalah kisah sehari-hari bagi kita. Berapa banyak di antara kita sungguh-sungguh menoleh pada seseorang yang kita lewati sehari-hari dalam perjalanan berangkat kerja? Kita sibuk dengan diri sendiri. Menariknya, kita baru menyadari keberadaan seseorang setelah terjadi sentuhan yang mengejutkan. Seperti apa? Simak sendiri kisahnya. Mengapa saya tidak menceritakannya saja? Karena memang kisah ini sangat sangat saya. 
5. Touché. 

Seperti apa jodoh kita? Tak semua kita memperoleh Mr. Right yang sesuai dengan harapan. Kabita dan Noah adalah pasangan yang tak terduga, namun hmmmm kisahnya sama saja dan terekam di sekitar kita
6. Rendezvous. 

Pernah menjalin cinta berbeda agama? Putus karena ingin mendapatkan yang seiman? Namun bukan berarti tak bisa berkawan bukan? Menurut saya ini juga realita kehidupan. Menarik, dan akhirnya juga tak terduga.
7. Je t'aime.

Tidak semua pasangan idaman masa kecil kita/masa remaja kita adalah pasangan yang tepat setelah waktu berlalu. Cerita pertemuan kembali, dalam Je t'aime,  mungkin sama sehari-harinya. Namun akhir kisahnya tetap saja bagi saya agak berkesan cepat. Sekali lagi, mungkin karena ini cerpen. Ringkas.
8. C’est la vie. 

Cerita ini adalah cerita kehidupan kerja. Tidak ada yang ingin menjadi seorang pekerja yang disisihkan karena hal yang tak bisa diubah. Yah isu dalam kisah ini jelas. Isu gender tepatnya. Seorang Fernanda, pekerja keras, yang pemberani menurut saya karena ia tidak mengeluh disisihkan, tapi tidak ragu untuk memutuskan memecat bosnya. Mungkin tidak semua wanita lemah menurut saya. Kisah yang paling saya sukai dari 10 cerita di buku ini. Membuat saya tak ragu merekomendasikan buku ini, karena cerita yang satu ini.
9. Voilà.

Kisah ini endingnya tidak sesuai harapan saya. Menjadi istri kedua? No way. Tapi, realita. Sekali lagi, kisah dalam Croissant sepertinya adalah realita, yang di samarkan dalam fiksi.
10. Bon Voyage. 

KDRT adalah isu yang banyak terjadi dalam kehidupan. Kebanyakan, yang mengalami KDRT sudahlah habis harga diri tanpa harapan. Mbak Winda mengemasnya sebagai cerita penutup yang menarik.

Buku ini saya rekomendasikan bukan dibaca sebagai novel. Seperti pernyataan mbak Winda penulisnya, memang ini adalah kumpulan cerita. Sebagai kumpulan cerita kita bisa menatap sekeliling dan melihat gambar dalam setiap cerita ini ada di sekeliling. Beberapa sangat dekat, beberapa mungkin hanya kita lihat di televisi. 


Apapun, nikmati saja sihir cerita Croissant. 
Salam rindu dari Jambi,


Maria Margaretha.

2 komentar:

  1. Hebat, mbak Winda bisa nembus penerbit mayor. Ulasannya menarik lho bu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bu Fabina. Mbak Winda ini gigih sekali.

      Hapus

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...