Sabtu, 01 Agustus 2015

Bahagia itu menyehatkan

Pekan lalu saya mengunjungi ruang medis sekolah. Sekolah saya punya medical room, tujuannya agar siswa yang kurang sehat bisa istirahat sambil menunggu dijemput. Sekolah saya juga menyediakan jasa perawat.
Namun demikian perawat kami dari Filipina. Jadi, lumayan memusingkan juga kalau mau menanyakan hal hal yang berkaitan dengan kesehatan. Karena saya harus menggunakan bahasa Inggris.
Mengingat catatan kesehatan saya, maka saya belajar memanfaatkan fasilitas dengan maksimal. Jadi, setelah siswa pulang sekolah saya sempatkan singgah ke medical room. " Nurse, please help to check my blood pressure," kata saya. Saya pernah melihat alat tensi di ruang itu. Kebetulan nurse ini juga mengajar di TK, sehingga memang jam di medical room-nya terbatas.
Well, pekan lalu yaaaa.
Ternyata tensi saya lumayan rendah, boleh dibilang agak ajaib juga, karena biasanya dengan obat saja tensi saya masih 140/90. Kali itu hanya 120/80. Itu kan normal, dan saya sudah sekitar 5 hari tidak minum obat. Saya juga baru makan mie instan beberapa bungkus dalam kurun waktu minggu itu.
Padahal, saya juga hampir tidak pernah makan mie instan, dan selalu menerapkan pola makan sehat di Jakarta saja tensi saya bisa 140/90 itu sudah luar biasa bagus.
Pelanggaran makan mie instan itu pernah membuat tensi saya jadi 170/110. Jujur aja, tensi setinggi itu juga tidak ada efeknya pada saya.
Pekan ini, saya ke rumah sakit, kontrol dengan rujukan dari BPJS. Tebak berapa tensi saya? 100/70.
Akhirnya saya harus menyimpulkan, pindahnya saya ke kota kecil bermanfaat menurunkan tingkat stress dan membuat saya lebih sehat.
Pekerjaan saya masih sama, mengajar. Hati saya sedikit lebih bahagia. Jangan-jangan efek kebahagian? Mungkin iya. Jadi kalau mau sehat, ya kita harus membuat diri kita bahagia. Setuju?
Ada yang bertensi tinggi?
Cobalah mengubah suasana. Mungkin kondisi kita lebih baik.
Eh, selamat hari Sabtu ya.
Salam dari Jambi.

Maria

2 komentar:

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...