Minggu, 18 April 2010

Makna penderitaan

Pagi ini, aku bangun dan pergi menyalakan lampu. Terimakasih Tuhan, ada listrik di rumahku. Kamarku nyaman dan tempat tidurku empuk. Aku minum. Trimakasih TUHAN, ada air minum bersih dan segar. Aku ke toilet dan b.a.k , b.a.b, aku berterimakasih pada TUHAN aku bisa melakukannya sendiri. Aku juga punya air untuk membersihkan diri setelah itu. Trimakasih TUHAN. Aku melihat kamarku, sekelilingku, ada AC, lemari pakaian, laptop, 3 HP, betapa banyak kemudahan yang kumiliki. Sekali lagi aku bersyukur pada TUHAN. Ketika tatapanku tertuju pada deretan foto2 di meja belajarku, sekali lagi aku bersyukur pada TUHAN, untuk murid2 yang pernah kudididk, setiap foto bermakna, satu momen berkesan dalam hidupku. Aku melihat roti di meja belajarku, aku bersyukur ada cukup makanan untuk hari ini. Ada tempat klip berbentuk kelinci, yang mengingatkanku pada seorang teman yang mengasihiku, terimakasih TUHAN aku mempunyai teman. Aku melihat arloji yang baru dibelikan sahabatku, 2 Juli lalu, terimakasih TUHAN aku punya sahabat. Aku melihat minyak kayu putih, dan vicks yang menjadi penolongku ketika demam menyerang, sekali lagi aku bersyukur ada obat-obatan untukku. Terimakasih TUHAN. Masih banyak hal lain yang perlu kusyukuri, yang membuat daftar ini kian panjang.

Pagi ini, aku membaca tentang jebakan penderitaan. Saat kita melihat masalah di depan kita lebih besar dari yang bisa kita tanggung, rasanya. Yah memang hanya perasaan, karena jika kita melihat kehidupan Ayub dalam Alkitab, kita bisa melihat, seseorang yang kehilangan kekayaan, keluarga, dan bahkan yang tersisa dalam keluarganya hanya bisa menjadi pengomel... Sahabat yang datang bukannya menjadi pemberi support tetapi menjadi penuduh... adakah penderitaan itu sudah cukup? Ayub bahkan kehilangan kesehatannya. So, apakah rasanya?
Kita dapat duduk dan menangisi diri kita, kenapa... kenapa ... dan kenapa .... ??? Atau, kita dapat memandang ke atas menoleh sekeliling dan melihat, bagaimana kita masih dapat berbuat sesuatu.
Aku ingat pernah membaca tentang Joni Earekson Tada, yang mengalami kelumpuhan pada sebagian besar tubuhnya, karena kecelakaan, Joni dapat saja mengasihani dirinya, tetapi ia memilih melihat ke atas, kepada TUHAN dan mensyukuri kehidupan, menjadi motivator yang memberkati banyak orang. Aku menonton video Nick, seorang pemuda yang hanya mempunyai tubuh, tanpa kaki dan tangan, ia pun mensyukuri kehidupannya dan dapat melayani TUHAN dalam keterbatasannya, dengan tidak terbatas.

Pagi ini aku melihat foto gambar2 anak2 yang menderita entah dimana (sudan ngkali ya), minum air kencing binatang, karena tiada air, mencuci muka dengan air tersebut, bahkan melihat kulit yang kisut kurus kering, mungkin karena tidak ada makanan dan air. Aku melihat gambar yang menunjukkan seorang anak mengais di tanah yang kering dan tandus, ditunggui burung pemakan bangkai, yang siap memakan mayatnya jika anak itu mati...
Aku tiba-tiba menyadari, betapa kurangnya aku bersyukur. Betapa banyaknya aku mengeluh.

Di ujung tulisan ini, ketika banyak penderitaan kita alami, dan kita lihat, apakah akhir dari semua itu? Dapakah mata kita memandang pada ALLAH yang pada akhirnya menjadikan sebuah akhir yang bahagia. Adakah pengharapan dalam kita, melihat ujung yang bersinar dan akhir yang penuh sukacita, sekalipun dunia ini hanya memberi kita duka? Adakah kita mengizinkan TUHAN menjadikan penderitaan sebagai proses kita disempurnakan? Adakah aku mengizinkan TUHAN menjadikan penderitaan sebagai proses aku disempurnakan?

Saat aku kesal karena disalah mengerti, saat aku jengkel sesuatu tidak sesuai keinginanku, saat aku merasa bodoh sekali, saat aku sendirian ketika sakit, saat aku sedih dan tak ada yang menghampiri, saat aku merasa diperlakukan tidak adil, saat orang yang kukasihi mengalami hal buruk, ... Aku belum menderita sih....

Ada lebih banyak penderitaan lain, dan aku harus bersyukur bahwa aku sedang diproses menjadi manusia yang lebih disukai Allah dan lebih mengenal ALLAH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...