Kamis, 05 Februari 2015

Komunikasi Guru dan Orang Tua, Sepotong Pemikiran

Saya sedang memesan segelas juice jambu sebelum masuk kelas tambahan bahasa Inggris saya, saat bertemu seorang wali murid. Sepintas, saya menanyakan perihal anaknya yang sudah sejak semester lalu saat belajar sering tidur di kelas.
Saya belum pernah mengalami si anak tidur di kelas saya semester lalu, namun semester ini anak tersebut 2 kali tidur di kelas saya. Dua kali itu cukup untuk saya, dan saya dengan segera menuliskan pesan melalui agenda dan meminta orang tua untuk membantu.
Penelusuran yang saya lakukan dalam tanya jawab dengan si anak menunjukkan anak ini tidak mengalami kurang tidur. Maka, kecurigaan saya adalah kebosanan. Ini disetujui oleh walinya, walaupun hanya sesaat saja saya bertemu.
Karena anak ini tidak berada di kelas saya, jelas bahwa sebenarnya saya tidak seharusnya mencampuri. Namun kalau terjadi di pelajaran saya, tentu saya harus melakukan sesuatu. Sebenarnya saya juga heran, ketika anak ini tiba-tiba tidur di kelas saya. Karena, walaupun sudah sering saya dengar dari guru lain, tetapi ia belum seklipun melakukannya di kelas saya. Sombong ngkali ya saya, makanya terus di tidur juga di kelas saya?
Saya bukan main sedih saat melihatnya tidur dengan nyenyaknya di kelas saya.
Aduh, bukan main deh.
Komunikasi dengan orang tua tentunya harus melalui wali kelasnya. Ndilalah kok ketemu di kantin.
Mengajar lintas kelas ini mudah-mudah sukar. Kalau wali kelasnya care, akan segera tertangani dan berharap ada perubahan.
Mudah2an hari ini dia tidak tidur di kelas saya lagi. Hiks.
Catatan soal komunikasi,
1. Agenda adalah sarana komunikasi guru dan orang tua. Orang tua perlu mengecek agenda anaknya setiap hari. Saya sering menemukan orang tua tidak menandatangani agenda anak, sehingga saya bertanya-tanya, apakah mereka membaca agenda anaknya? Ada kerjasama mutlak yang diperlukaan dalam membuat anak berhasil di sekolah. Salah satunya adalah komunikasi dengan guru. Lha kalau tanda tangan agenda saja ngga, gimana mau kerja sama?
2. Kalau diundang ke sekolah usahakanlah hadir, untuk mengetahui perkembangan anak. Memang di sekolah guru adalah orang tua anak, namun perilaku di sekolah tak jarang dibawanya dari rumah. JAdi kerja sama mutlak perlu. Komunikasi harus. "head to head" orang tua di sekolah dan orang tua di rumah akan sangat membantu anak. TAk jarang orang tua menganggap, sudah bayar uang sekolah, ya kalau di sekolah ya gurulah tanggung jawab, padahal? Nah block mental semacam ini perlu dibenahi.
Jalin komunikasi yuk, untuk anak-anak yang kita cintai. Jadikan guru sebagai partner, bukan karyawan. Generasi penerus kita,...
Slaam edukasi,

Maria Margaretha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...