Senin, 23 Februari 2015

Perubahan

Pernah berpikir untuk mengubah sesuatu? Saya rasa kita semua selalu ingin melakukan perubahan. Pada setiap awal tahun kita berjanji akan melakukan ini dan itu. Karena kita ingin berubah. Saat kita mendengar ulasan ulama atau pendeta yang mengingatkan kita hal-hal yang kita merasa perlu diperbaiki, kita ingin berubah. Pada saat membaca buku dan menemukan sesuatu yang bisa kita terapkan dalam keseharian, kita ingin berubah. Semua perubahan yang kita inginkan sebenarnya lazimnya adalah perubahan menjadi pribadi yang lebih baik.
Perubahan-perubahan yang kita inginkan ini kemudian kita niatkan untuk biasakan. Inilah yang disebut proses belajar.
Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak bisa menjadi bisa, dan menjadi suatu sikap baru.
Mengubah kebiasaan baik, menjadi tidak baik itu tak sulit. Sekali kita melakukan perbuatan tak baik, dengan mudah kita akan melakukannya lagi. Tetapi mengubah perbuatan tak baik menjadi baik itu sungguh sulit. Waktu yang diperlukan lebih lama, dan upaya yang dibutuhkan lebih berat.
Contoh, seorang yang tidak suka membully, berteman dengan pembully, mula-mula ia merasa toleran menerima kelakuan temannya si pembully, berjalan dengan waktu, tanpa disadari ia ikut menjadi pembully. Nah. Ini tidak disadari, seringkali.
Sebaliknya, seorang pembully yang ingin berhenti membully harus menjauh dari kelompoknya lebih lama supaya bisa melepaskan kebiasaan membully ini. Hanya perlu toleransi kecil untuk menjadi serupa dengan pelaku ketidakbenaran.
Pikirkan seseorang yang tak biasa membully, dibesarkan dalam keluarga penuh kasih sayang, penerimaan dan persahabatan, menarik seorang pembully keluar dari kelompoknya saja perlu waktu, belum lagi memperbaiki kerusakannya.Dibutuhkan seumur hidup berubah memnjadi lebih baik. Dibutuhkan hanya beberapa langkah menjadi lebih buruk.
Saya pernah membaca cerita mengenai seorang anak, yang bertanya kepada kakeknya, bagaimana supaya ia bisa menjadi orang yang lebih baik, jika kehidupan ini menawarkan kebaikan dan kejahatan yang seringkali terlihatsebagai kebaikan?
Kakek ini mengajarkan anaknya mengenai dua type srigala. Srigala putih dan hitam. Diri ini ibarat kedua srigala tersebut, mana yang lebih banyak diberi makan, itulah yang akan menjadi lebih kuat. Jika ingin menjadi orang yang lebih baik, berilah asupan kebaikan dalam pikiran dan perbuatan kita setiap hari, tak usah beri makan srigala hitam, yang adalah sifat ego, kesetiaan dan pemikiran yang salah, agar srigala hitam menjadi lemah. Saat srigala hitam dilemahkan, srigala putih akan menjaga kita. Itulah kehidupan. Kita bisa memilih, jadi lebih baik, atau lebih jahat. Pilih mana?

2 komentar:

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...