Jumat, 08 Mei 2015

{Fiksi} Nilai Buruk

Aku pernah berpikir bahwa aku adalah anak jenius. Sejak kecil, nilai-nilaiku selalu yang terbaik di kelasku. Aku pernah ikut lomba matematika tanpa belajar dan aku juara kedua. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan mendapat nilai jelek di sekolah. Tidak masalah bagaimana asal-asalannya pekerjaan sekolahku, aku selalu bisa mendapat nilai atau hasil yang baik.


Akhir tahun ajaran mendekat. Orangtuaku mengingatkan aku untuk belajar, aku tidak belajar. AKU TIDAK BELAJAR. Buat apa? Aku pandai kok. Dengan yakin kujawab mereka, bahwa aku ini pandai, dan aku bisa mengerjakan apapun dengan baik tanpa belajar.


Saat test berlangsung, aku tidak menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan hati-hati. matematika adalah pelajaran terbaikku. Namun aku membuat beberapa kesalahan karena tidak teliti membaca pertanyaannya.

Aku mengerjakan sedemikian buruknya sehingga nilaiku adalah yang terendah di kelas dan aku harus mengikuti remedial. Aku sangat sedih dan duduk menangis, sendiri.


sejak saat itu aku berjanji, untuk tidak lagi terlalu percaya diri dan berpikir bahwa diriku sangat baik. Aku memastikan diriku selalu belajar dengan sungguh-sungguh untuk mempertahankan hasil terbaik.

2 komentar:

Tips Hidup Maksimal

Mendengar suara Tuhan adalah kunci hidup orang percaya menjadi maksimal. Sayangnya seringkali, kita merasa Tuhan tidak berbicara pada kita. ...